Kopenhagen (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terus melakukan sejumlah pertemuan dan lobi untuk mencegah kebuntuan di KTT Perubahan Iklim di Kopenhagen, Denmark.

Juru bicara kepresidenan bidang luar negeri Dino Patti Djalal kepada wartawan di Kopenhagen, Kamis sore waktu setempat atau pukul 21.00 WIB mengatakan, setelah menyampaikan pidato di sesi pertemuan di Bella Centre, Kepala Negara bertemu dengan PM Australia Kevin Rudd, Presiden Meksiko Felipe Calderon Hinojosa serta Sekjen PBB Ban Ki Moon.

"Pidato tadi menimbulkan banyak reaksi. Beliau tidak ragu tampil beda. Mudah-mudahan ini `listrik` untuk bangun kompromi, Presiden bertemu Sekjen PBB, PM Australia tadi siang sudah dan kemarin dengan bertemu dengan PM Norwegia sekarang komunikasi dengan PM Thailand Abhisit Vejajjiva. Beliau mengirim Menlu Marty untuk bertemu Sudan ketua kelompok 77, intinya membuat jembatan yang menjadi dasar untuk kompromi," katanya.

Saat bertemu Sekjen PBB Ban Ki Moon, kata Dino, baik Presiden Yudhoyono maupun Sekjen PBB sepakat jalan konsensus memang harus ditempuh untuk mencapai adanya sebuah kesepakatan.

"Sekjen PBB mengatakan jurang missed trust besar, jadi sekarang situasi di ruang sidang tidak begitu bagus, akan banyak lobi, kompromi, membuat kompromi baru dan mungkin akan berlangsung terus mungkin sampai 19 Desember, bila perlu diperpanjang akan diperpanjang, sekarang ada pada titik yang tidak menentu," kata Dino.

Dino mengatakan kunci ada di Amerika Serikat dan China untuk mencegah kebuntuan tersebut.

Meski demikian menurut Dino, pidato presiden setidaknya memberikan inspirasi dan mendapatkan tanggapan positif dari sejumlah pihak untuk bisa dijadikan alternatif pendorong konsensus.

Dalam pidatonya, ada hal penting yang digaris bawahi antara lain Presiden ingin target negara maju lebih ambisius sekitar 40 persen pengurangan emisi.

Selain itu, Presiden Yudhoyono juga mengatakan masalah finansial memang sudah ada 10 miliar dolar, namun idealnya lebih dari jumlah itu. "Mudah-mudahan pidato presiden bisa mengubah arus," kata Dino.

Kamis sore pukul 15:35 waktu Kopenhagen atau pukul 21:35 WIB, Presiden Yudhoyono bertemu dengan PM Thailand Abhisit Vejajjiva guna membicarakan perkembangan konferensi Kopenhagen dan mencegah kebuntuan.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009