Banda Aceh (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa di Banda Aceh membuka posko keprihatinan terkait dengan tiga tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar, yang dinilai belum menyejahterakan masyarakat.

"Posko ini rencanannya kami buka hingga Gubernur merespon apa yang menjadi keprihatinan selama kepemimpinan mereka," kata koordinator aksi, M fauzan Febriansyah di Banda Aceh, Kamis.

Posko berupa tenda tersebut dibuka di tugu komplek Taman Ratu Safiatuddin yang bersebelahan dengan kantor Gubernur Aceh. Mereka merencanakan akan terus bertahan di posko hingga direspon pemerintah.

Kehadiran posko tersebut juga merupakan langkah penyampaian aspirasi masyarakat. "Masyarakat juga bisa menyampaikan uneg-uneg mereka tentang pemerintahan Irwandi-Nazar maupun kondisi Aceh umumnya saat ini ke posko," kata Fauzan.

Aksi gabungan itu terdiri dari Mahasiswa Peduli Keadilan (MPK), Aceh Youth Forum (AYF) dan Aliansi Mahasiswa Peduli Demokrasi (AMPD) Aceh serta senat mahasiswa PSIK Harapan Bangsa diisi orasi dan grifiti.

Menurut Fauzan, selama tiga tahun kepemimpinan Irwandi-Nazar yang merupakan gubernur dan wakil gubernur yang berasal dari jalur independen, banyak permasalahan yang terjadi di eksekutif.

Ia mencontohkan seperti Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) yang terindikasi korupsi serta daya serap APBA 2009 yang rendah, baru mencapai sekitar 50 persen sedangkan pengesahannya dilakukan tepat waktu.

Selain itu, kesejahteraan masyarakat Aceh yang baru lepas dari konflik dan musibah tsunami juga belum menunjukkan peningkatan serta perekonomian yang tidak menggembirakan, terbukti masih banyaknya pengangguran dan industri belum juga tumbuh.

Irwandi-Nazar yang terpilih dalam Pemilihan kepala daerah langsung (pilkadasung) pada 11 Desember 2006 dan dilantik pada 8 Februari 2007 sebagai kepala daerah yang dipilih langsung dan berasal dari jalur independen untuk pertama kalinya di Aceh dan Indonesia.

Sebelumnya aksi serupa juga berlangsung pada Jumat (11/12) malam di halaman kantor gubernur Aceh. Dalam aksi tersebut ketua Aceh Judical Monitoring Institute (AJMI) Hendra Budian ditangkap aparat polisi.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009