Seoul (ANTARA News/Reuters) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengusulkan pembentukan segera satu kantor penghubung di Korea Utara tahun baru mendatang, dalam rangka mendekatkan kedua negara tanpa hubungan diplomatik formal itu, lapor Kantor Berita Yonhap, Jumat.

Tawaran itu disampaikan dalam sepucuk surat kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il, yang diserahkan utusan pertama Obama saat berkunjung ke Pyongyang pekan lalu, guna membahas pelanjutan kembali perundingan perlucutan senjata nuklir enam negara, kata sumber-sumber diplomatik di Beijing.

Obama mengatakan, kantor itu akan dibentuk jika Pyongyang menghentikan boikotnya terhadap perundingan perlucutan nuklir enam negara, dan kembali ke perundingan beberapa bulan mendatang dengan China, Jepang, Rusia, Korea Selatan dan AS.

Sebelumnya, utusan Amerika Serikat Stephen Bosworth, mengatakan bahwa Korea Utara setuju membicarakan program pengayaan uraniumnya apabila perundingan perlucutan senjata nuklir dimulai kembali.

Bosworth, yang menurut para pejabat AS menyampaikan kepada Korea Utara sepucuk surat untuk pemimpin mereka Kim Jong Il dari Presiden AS Barack Obama tentang usaha-usaha untuk memulai kembali ke perundingan, juga mendesak Pyongyang menahan diri untuk tidak melakukan uji coba senjata nuklir di masa mendatang.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ian Kelly mengatakan, Bosworth menyerahkan surat itu dalam kunjungannya ke Pyongyang.

Kelly mengatakan tidak dapat mengungkapkan isi surat tersebut, tetapi diduga isinya menyangkut usaha-usaha mengajak Korea Utara kembali ke perundingan enam negara.

Setelah dikenakan sanksi-sanksi PBB karena melakukan uji coba rudal jarak jauh April lalu, Korut meninggalkan perundingan perlucutan senjata nuklir dengan Korea Selatan, AS, China, Jepang dan Rusia itu.

Bosworth, yang memberikan penjelasan kepada wartawan di Washington setelah pulang dari Pyongyang 8 Desember, mengatakan Korea Utara "setuju masalah program pengayaan uranium masuk dalam agenda sekarang" apabila perundingan itu dimulai kembali.

Bosworth mengatakan kedua pihak sepakat tentang perlunya memulai kembali perundingan-perundingan itu walaupun tanggalnya belum ditetapkan.

Korea Utara, September lalu mengatakan telah mencapai tahap akhir pengayaan uranium, tahap kedua untuk membuat bom-bom nuklir yang melanggar sanksi-sanksi PBB.

Sanksi-sanksi itu diperketat setelah Korea Utara, Mei melakukan uji coba kedua nuklir yang berbahan bakar plutonium. Uji coba pertama dilakukan tahun 2006.

Para ahli yakin Korea Utara memiliki cukup plutonium bagi kemungkinan untuk membuat enam sampai delapan bom.

Ia mengatakan AS sedang berkonsultasi dengan mitra-mitranya tentang usaha memulai kembali perundingan enam negara, dengan China, yang memimpin perundingan itu.

Utusan AS itu mengatakan perundingan enam negara harus memutuskan kapan dan bagaimana menangani serangkaian topik terkait dalam perundingan yang didasarkan pada pernyataan bersama yang dikeluarkan tahun 2005. (*)

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009