Jakarta (ANTARA) - Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa (Persilat) menggelar turnamen tingkat internasional bertajuk "Indonesia Open International Virtual Pencak Silat Tournament 2020", 15-17 Agustus yang akan mempertandingkan nomor jurus tunggal dan beregu.

Ketua Eksekutif Persilat Benny G. Sumarsono melalui sesi telekonferensi, Sabtu, mengatakan turnamen ini punya dua tujuan penting bagi perkembangan pencak silat baik di dalam dan luar negeri.

"Pertama, ajang ini sebagai bentuk keseriusan kita agar pencak silat bisa dipertandingkan pada Olimpiade 2032. Kedua, dengan kegiatan ini juga menandakan keseriusan kita dalam mempertahankan status warisan budaya pada pencak silat yang sudah diakui UNESCO," kata Benny dalam pidato pembukaannya.

Baca juga: Eddie Nalapraya berniat gelar kejuaraan pencak silat dunia virtual
Baca juga: Indonesia ingin pencak silat masuk Olimpiade


Melalui kejuaraan ini, diharapkan bisa menjadi media promosi cabang olahraga pencak silat sehingga bisa lebih dikenal dunia, yang nantinya akan memudahkan untuk diimplementasikan pada ajang Olimpiade.

"Kami terus berjuang agar pencak silat bisa dipertandingkan di Olimpiade, tapi sebelum itu kami ingin tampil di Olimpiade 2024 (Paris) sebagai ajang eksibisi," kata Benny menambahkan.

"Indonesia Open International Virtual Pencak Silat Tournament 2020" diikuti sekitar 400 atlet dari seluruh dunia. Selain untuk mengasah kemampuan, kejuaraan ini digelar untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-75.

Adapun kejuaraan sendiri dikelompokkan dalam lima kategori yaitu Pemula (7-9 tahun), Anak-anak (10-12 tahun), Remaja (12-14 tahun), Junior (14-17 tahun) dan kategori Senior (17-35 tahun ke atas).

Sementara itu, penggemar pencak silat dari seluruh dunia tetap bisa ikut menikmati jalannya pertandingan melalui tayangan langsung yang disiarkan melalui saluran akun Youtube "Persilat IPSF" setiap harinya.

Baca juga: Pasangan pesilat Hanif-Pipit ingin dirikan padepokan pencak silat
Baca juga: UNESCO tetapkan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020