Jakarta (ANTARA News) - Tim Medis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menyampaikan penjelasan tentang kondisi terakhir kesehatan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan tindakan perawatan yang dilakukan menjelang wafatnya Presiden RI ke-4 itu.

Dengan ijin dari pihak keluarga, Direktur Utara RSCM Akmal Taher didampingi Ketua Tim Dokter Gus Dur, Prof Yusuf Misbach, dan adik kandung Gus Dur, Umar Wahid, menjelaskan tindakan medis yang dilakukan dokter terhadap Gus Dur pada hari-hari terakhirnya di Gedung A RSCM Jakarta, Selasa.

"Ada berita tentang ketidakwajaran terkait perawatan dan penanganan medis terhadap Gus Dur. Pihak keluarga juga merasa tidak enak. Kami menyampaikan penjelasan ini supaya masyarakat tahu apa yang sebenarnya terjadi," kata Akmal.

Umar Wahid mengatakan, Gus Dur menjadi pasien RSCM sejak tahun 1990 dan selanjutnya keluarga mempercayakan perawatan cucu pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari itu ke tim dokter RSCM.

Menurut Akmal, Gus Dur wafat karena ada bekuan-bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah besar utama yang mengganggu kerja jantung dan mungkin mengakibatkan gagal jantung.

Berikut penjelasan rinci tim medis RSCM tentang kronologis perawatan Gus Dur:



Tanggal 25 Desember 2009

--Pukul 08:00 WIB Direktur Utama RSCM Akmal Taher mendapat pemberitahuan dari Direktur Rumah Sakit Soetomo Surabaya bahwa Gus Dur akan dibawa ke RSCM karena keadaan umumnya lemah dan sudah waktunya Gus Dur melakukan cuci darah di RSCM. Menurut Akmal, Gus Dur rutin cuci darah di RSCM sepekan tiga kali. Pihak keluarga juga memberitahu dokter kalau Gus Dur mengalami kekurangan cairan dan kadar gula darahnya rendah.

--Pukul 12:45 WIB Gus Dur dan rombongan tiba di RSCM dan langsung dibawa ke ruang Hemodialisis (cuci darah) untuk menjalani pemeriksaan menyeluruh guna mengetahui apakah dia layak menjalani cuci darah.

--Pukul 13:30 WIB Gus Dur menjalani persiapan untuk Hemodialisis. Selama persiapan dia bisa menerima tamu dan berkomunikasi secara baik dengan tamu. Ketika itu Gus Dur antara lain dijenguk oleh Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar.

--Pukul 18:00 WIB Gus Dur menjalani proses cuci darah. Sampai proses cuci darah selesai kondisinya stabil sehingga dia kemudian dibawa ke ruang perawatan di kamar nomor 116 gedung A RSCM. Di sana tim dokter melakukan observasi untuk mengetahui kemungkinan dilakukan tindakan ekstraksi atau pencabutan gigi karena dua minggu sebelumnya diketahui ada abses.

Tanggal 26-27 Desember 2009 kondisi Gus Dur stabil. Dokter melakukan tindakan untuk ekstraksi gigi yang rencananya dilakukan dengan anestesi (pembiusan) lokal di kamar operasi. "Meski hanya dilakukan dengan anestesi lokal, ekstraksi gigi dilakukan di kamar operasi supaya kondisinya bisa dipantau intensif dari waktu ke waktu," kata Akmal.


Tanggal 28 Desember 2009

--Pukul 11:00 WIB tim dokter melakukan tindakan ekstraksi gigi dengan anestesi lokal di ruang bedah. Selama operasi sempat terjadi episode penurunan denyut jantung namun segera bisa diatasi.

--Pukul 13:00 WIB Gus Dur dibawa ke Intensif Care Unit (ICU) untuk pemantauan rutin intensif. Dia dalam keadaan sadar dan kondisinya stabil.


Tanggal 29 Desember 2009

--Pukul 10:00 WIB Gus Dur menjalani cuci darah kembali setelah kondisinya dinyatakan layak untuk cuci darah.

--Pukul 13:30 WIB proses cuci darah selesai, keadaan Gus Dur dinyatakan cukup baik untuk dirawat di ruang perawatan sehingga kemudian dia dipindahkan dari ICU ke kamar 116 di gedung A.


Tanggal 30 Desember 2009

--Pukul 11:30 WIB Gus Dur mengeluh sakit hebat pada bokong kanan hingga ke tungkai dan kaki. Dokter melakukan pemeriksaan dan menduga ada sumbatan pada pembuluh darah pada tungkai kanan dan kiri Gus Dur.

--Pukul 12.30 WIB dokter melakukan pemeriksaan ultrasonografi dan menemukan adanya enam lokal pada pembuluh darah arteri panggul kanan dan panggul kiri. Tim dokter juga melakukan pemeriksaan angiografi. Karena pagi itu Gus Dur mulai sesak nafas, dokter memindahkan dia ke ICU Pusat Pelayanan Jantung Terpadu RSCM
untuk persiapan angiografi. Dokter memberikan penjelasan mengenai rencana tindakan medis tersebut kepada keluarga pihak keluarga memberikan persetujuan tertulis.

--Pukul 14:22 WIB Tim Medis melaporkan kondisi Gus Dur kepada Menteri Kesehatan. Menteri meminta tim dokter memberikan pertolongan yang diperlukan sebaik-baiknya dan melaporkan perkembangannya dari waktu ke waktu.

--Pukul 14:40 WIB - 15:08 WIB dokter melakukan pemeriksaan kardiografi dan menemukan sumbatan besar mulai dari pembuluh darah besar utama atau aorta serta arteri pada panggul kiri dan kanan.

--Pukul 15:30 WIB dokter melakukan prosedur untuk mengambil bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah.

--Pukul 17:00 WIB proses pengambilan bekuan darah selesai. Selama proses pengambilan bekuan darah terjadi penurunan kondisi pasien disertai penurunan kesadaran sehingga dokter kemudian melakukan tindakan nafas bantu dengan alat bantu pernafasan disertai tindakan untuk memperbaiki kondisi pasien. Hal itu dilaporkan kepada Menteri Kesehatan tim dokter kepresidenan dan tim medis RSCM karena ada pemberitahuan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan datang menjenguk.

--Pukul 18:15 WIB kondisi Gus Dur kritis dan makin memburuk sehingga tim dokter memutuskan melakukan resusitasi, tindakan untuk menyelamatkan hidup pasien.

--Pukul 18:25 WIB Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiba di RSCM dan ditemui oleh keluarga Gus Dur yang berada di depan ruang tindakan, sekitar 20 meter dari tempat pasien dirawat. Presiden masuk ke koridor ruang tindakan dan berdoa di depan pintu masuk ruang tindakan didampingi Menteri Kesehatan dan menantu Gus Dur.

--Pukul 18:30 WIB Presiden menjauhi ruang tindakan serta berbicara dengan tim dokter dan Menteri Kesehatan. Resusitasi masih terus dilanjutkan di ruang tindakan.

--Pukul 18:45 WIB Gus Dur dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter. Tim dokter melaporkan hal itu kepada keluarga dan Presiden.

--Pukul 18:55 WIB Presiden meninggalkan RSCM.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010