Cikarang, Bekasi (ANTARA News) - Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, merampungkan tahap awal pembangunan terminal peti kemas senilai Rp200 miliar.

Sekretaris Perusahaan PT Jababeka Tbk, Muljadi Suganda, kepada ANTARA Jumat mengatakan, terminal peti kemas tahap awal yang berdiri di atas lahan seluas 10 hektare berada di kawasan Industri Cikarang tahap III.

"Rencananya pengoprasian terminal itu akan dimulai pada tahun ini. Dengan total investasi keseluruhan proyek mencapai Rp2 triliun," katanya.

Dana investasi itu, kata dia, berasal dari kas internal perusahaan Jababeka dan dana bantuan dari sejumlah rekan perusahaan.

Menurut dia, terminal peti kemas itu akan memiliki fungsi sebagai tempat pemrosesan pengurusan dokumen kepabeanan para pengusaha yang mirip dengan pelabuhan laut, namun letaknya yang berada di kawasan industri.

"Sehingga para eksportir dan importir tidak perlu repot melakukan proses clearence saat berada di pelabuhan laut," katanya.

Sementara Presiden Direktur Jababeka, SD Darmono, mengatakan, pembangunan terminal peti kemas merupakan usulan dari Dirjen Bea dan Cukai Departemen Keuangan RI. Pihak Bea dan Cukai juga meminta proses pengerjaan tahap pertama rampung dalam 100 hari.

Darmono optimistis, Terminal Peri Kemas akan menjadi fasilitas pelaku usaha di kawasan indutri meski pada saat ini kinerja industri di kawasan itu turun hingga 30 persen terutama pada sektor manufaktur akibat dampak krisis ekonomi global.

"Hingga kini Jababeka memiliki 400 hektare lahan kawasan industri yang belum digunakan. Ditambah sekitar 600 hektare lahan perumahan milik perseroan juga belum digarap secara maksimal," katanya.

kelebihan lahan itu, kata dia, akan dimanfaatkan untuk membangun berbagai fasilitas penunjang kegiatan pelaku usaha di wilayah tersebut.

"Kami juga memiliki 700 hekatare lahan yang belum digunakan di daerah Cilegon. Sehingga kami belum memiliki rencana menambah lahan dalam waktu dekat, karena pasokan lahan untuk kawasan industri masih surplus," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010