Ngawi (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua pemimpin di pusat dan daerah untuk banyak mendengarkan suara petani, karena mereka selama ini menjadi tulang punggung perekonomian di pedesaan.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Senin sore saat menemui ratusan warga desa di sebuah lapangan di tengah sawah di Karangwetan Kecamatan Geneng, Ngawi, dalam perjalanannya menuju Madiun, Jatim.

Usai turun dari kendaraannya, di tengah keremangan senja, Presiden disambut warga yang telah menunggunya sejak siang. Presiden dan rombongannya kemudian duduk di bambu panjang yang dijejerkan berhadapan dengan sejumlah warga dari lima kelompok tani yang ada di Karangwetan.

Sebelum memulai berdialog, Presiden meminta warga yang sebelumnya menonton agak jauh untuk mendekat, sehingga warga langsung berebutan untuk mencari tempat terdepan untuk melihat dari dekat presiden dan rombongannya.

Winarto, kepala Desa Karangwetan, dengan menggunakan bahasa Jawa menjelaskan bahwa lahan pertanian di desanya mencapai 130 hektare, dengan 3.000 penduduk yang 65 persen adalah petani yang sudah cukup maju karena berbagai bantuan dan dukungan dari dinas pertanian.

Salah satu ketua kelompok tani pada kesempatan itu meminta bantuan tambahan berupa traktor tangan dan pompa air untuk membantu pengairan di desa itu.

Sementara ketua kelompok tani yang lain meminta Presiden memperhatikan nilai jual gabah yang selalu turun saat datangnya panen.

Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan putranya Edhie Baskoro mengatakan bahwa pemerinth selalu memberi perhatian tinggi pada sektor pertanian dengan berupaya meningkatkan produksi beras, dengan membangun irigasi, pupuk dan pemberian subsidi serta pemberian bantuan lainnya.

"Ini telah dilakukan dan akan diteruskan agar pertanian makin baik dan kesejahteraan makin meningkat," katanya.

Mengenai harga jual gabah, Presiden menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan harga pembelian gabah yang setiap tahunnya selalu dinaikkan.

Harga pembelian pemerintah itu, katanya, tidak boleh terlalu tinggi karena akan sulit digapai masyarakat, tetapi juga jangan terlalu rendah sehingga akan merugikan petani.

"Kita selalu atur agar harga harus pas sehingga petani mendapat harga yang layak karena harga pembelian harus melindungi petani dan rakyat tetap bisa membelinya," katanya.

Presiden berpesan kepada para pemimpin daerah agar selalu mendengar keluhan para petani dan berusaha mencari jalan untuk membantunya.

Dalam kesempatan itu, Presiden memberikan bantuan kepada masing-masing kelompok tani sebesar Rp25 juta agar digunakan untuk meningkatkan produksi sawahnya.

"Tolong dibagi, diatur dengan baik yah," katanya.

Usai bersalaman dengan warga yang mengerubunginya, Presiden kembali ke kendaraan dan berangkat menuju Madiun.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010