Jambi (ANTARA News) - Meski saat ini masih musim hujan, di Provinsi Jambi terpantau ada 16 titik api (hotspot) yang berpotensi menimbulkan kebakaran lahan dan hutan.

Anggota tim pemantau Hotspot Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Doni Osmond di Jambi, Minggu menjelaskan, dari hasil pantauan satelit NOAA di Kementrian Kehutanan diketahui sejak awal 2010 hingga Kamis (18/2), tercatat ada 16 titik api di Provinsi Jambi.

Khusus pada Januari, tidak ditemukan adanya titik api, karena pada bulan itu curah hujan merata dan hampir terjadi setiap hari.

Kebakaran hutan dan lahan itu terjadi pada periode 1-20 Februari 2010 di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebanyak enam titik, Kabupaten Tebo dua titik, Kabupaten Sarolangun satu titik, Kabupaten Muarojambi satu titik, Kabupaten Merangin dua titik dan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tiga titik.

"Hanya Kabupaten Kerinci, Batanghari, Kota Jambi dan Kota Sungaipenuh yang tidak ditemukan titik api," ujarnya.

Setelah mendapatkan laporan adanya titik api dari satelit NOAA, kata Doni, pihaknya langsung mengirimkan surat ke setiap Dinas Kehutanan kabupaten agar segera melakukan penanggulangan dan pemadaman.

Selain itu, tim pemantau juga melaporkan ke Sekretariat Pusat Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan (Pusdalkarlahut) Provinsi Jambi, yang diketuai oleh Asisten II Setda Provinsi Jambi.

Mengenai jumlah titik api yang ditemukan sepanjang 2009, Doni menyebutkan totalnya ada 1.784 titik, terbanyak berada di Kabupaten Tebo 419 titik dan paling sedikit di Kabupaten Kerinci satu titik.

Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Budidaya menambahkan, melihat adanya titik api meskipun masih hujan, masyarakat dihimbau agar tidak membakar ketika akan membuka lahan, apalagi sampai membakar hutan.

Pihaknya bersama instansi berwenang akan menindak tegas jika ditemukan ada yang membakar hutan dengan sengaja.

"Kita tidak ingin Jambi menjadi sorotan dunia sebagai pemasok asap akibat kebakaran. Padahal Gubernur Jambi terus mengupayakan pengurangan asap ketika memasuki musim kemarau," tambahnya.
(T.KR-YJ/E003/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010