Jakarta (ANTARA) - Arbani Yasiz yang memerankan sosok Roman, tokoh utama dalam sinetron "Roman Picisan the Series" atau "Rompis the Series" merasa rindu dengan karakter Roman yang saat itu cukup memberinya banyak tantangan dalam berakting.

"Kangen banget sama karakter Roman di Roman Picisan The Series. Gue kangen aja sama karakternya, yang ketika dia galau, dia suka membaca puisi," kata Arbani dalam keterangan pers di Jakarta pada Sabtu.

Arbani mengaku sebelum membintangi sinetron tersebut, dia sama sekali tidak tertarik dengan puisi. Bahkan di zaman sekolah dulu, Arbani mendapatkan nilai jelek saat harus membuat puisi.

"Ini juga challenge buat gue, karena gue enggak suka banget sama puisi. Soalnya setiap ambil nilai puisi, pasti nilai gue jelek. Eh, tiba-tiba gue dapat peran harus berpuisi," kata aktor 25 tahun tersebut.

Baca juga: Arbani Yasiz sempat stres pelajari karakter di film "Ranah 3 Warna"

Selain kangen akting sambil berpuisi, aktor film "Rompis the Movie" (2018) tersebut juga mengaku kangen beradu akting dengan rekan-rekan sesama pemain peran sinetron itu.

"Gue kangen berakting untuk berpuisi. Gue kangen juga tentunya sama kawan-kawan gue, para pemain di situ, yang selalu main bareng karena cukup lama juga kan di Rompis," ujarnya lagi.

"Rompis the Series" kini ditayangkan di aplikasi RCTI+.

"Ini bagus banget, misalnya gue kangen, gue bisa nonton itu di RCTI+. Banyak juga fans gue yang bilang sekarang enggak ada drama bagus, kangen juga sama Rompis. Jadinya sekarang mereka bisa nonton lagi di RCTI+. Rasa kangennya jadi bisa terobati," kata Arbani.

"Roman Picisan the Series" merupakan sinetron yang pernah ditayangkan di RCTI pada 2017. Sinetron diproduksi oleh MNC Pictures dan diadaptasi dari film tahun 1980 dengan judul yang sama yaitu "Roman Picisan".

Baca juga: Arbani Yasiz dan Maizura bintangi serial "Ada Dewa di Sisiku"

Baca juga: Guntur Soeharjanto bocorkan jalan cerita film "Ranah 3 Warna"

Baca juga: "Ranah 3 Warna" selesai diproduksi, siap tayang di bioskop

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020