Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akan menentukan tiga dari delapan titik strategis di sepanjang Sungai Winongo untuk diprioritaskan mendapatkan penguatan pembangunan yaitu fisik, sosial dan ekonomi.

"Pengembangan Sungai Winongo adalah termasuk isu penting dalam pembangunan di Kota Yogyakarta pada 2010 ini," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, penentuan delapan titik strategis dari Kecamatan Tegalrejo hingga Kecamatan Mantrijeron tersebut dilakukan setelah Pemkot Yogyakarta membagi sungai tersebut menjadi tiga penggal yaitu bagian utara, tengah dan selatan.

"Tetapi, untuk 2010, Pemkot Yogyakarta hanya mampu mengerjakan pengembangan di tiga titik dengan dana dari APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah) Kota Yogyakarta," katanya.

Penentuan ketiga titik yang akan digarap Pemkot Tersebut, lanjut Aman dilakukan dengan memperlombakan kedelapan titik strategis yang ada, yaitu di bidang fisik, sosial dan ekonomi.

"Titik-titik yang telah memiliki kesiapan di ketiga bidang tersebut akan memperoleh prioritas untuk mendapatkan bantuan pengembangan dari pemerintah," katanya.

Ia berharap, Pemerintah Provinsi DIY dapat membantu mengambil alih pengembangan di kelima titik lain khususnya dalam bidang pendanaan yaitu menggunakan APBD tingkat provinsi.

Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menyatakan bahwa apabila Kota Yogyakarta atau kabupaten lain ingin mendapatkan dana sharing pembangunan yang lebih banyak maka sebaiknya tema pembangunan tersebut dikoordinasikan dengan provinsi sehingga antara kota/kabupaten memiliki tema yang sama dengan provinsi.

Ia menyebutkan, dana sharing dari provinsi terasa kecil karena selama ini tema pembangunan antara kota/kabupaten dengan provinsi lebih sering berbeda.

Sungai Winongo adalah satu dari tiga sungai besar di Kota Yogyakarta selain Code dan Gadjahwong. Sungai tersebut mengalir di enam kecamatan, 11 kelurahan dan 54 RW. (E013/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010