Makassar (ANTARA News) - Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar dan Badan Koordinasi (Badko) Indonesia Timur menolak bergabung dalam tim pencari fakta (TPF) yang akan dibentuk polisi.

"TPF HMI juga akan kami betuk sendiri jadi kami tidak usah terlibat dalam TPF polisi karena kami akan dibantu oleh Pengurus Besar (PB) HMI yang akan datang ke Makassar," Ketua Badko Indonesia Timur Andi Heny Handayani di hadapan forum rektor, Jumat malam.

Menurut dia, TPF HMI yang akan melibatkan KAHMI itu juga akan tetap saling berkoordinasi dengan polisi jika ada perkembangan terbaru yang didapatkan dari hasil investigasinya.

Sebelumnya Kapolda Sulselbar Irjen Pol Adang Rochjana mengatakan, TPF ini nantinya akan mencari fakta hukum yang sebenarnya. Meskipun pihaknya sudah menyatakan jika oknum KC salah satu demonstran dari PTS di Makassar adalah awal dari semua permasalahan.

Sementara Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin di Makassar, Sabtu mengatakan, TPF perlu dibentuk untuk mencari kebenaran dalam peristiwa penyerangan Sekretariat dan Wisma HMI Cabang Makassar.

"Kita lihat saja nanti hasil investigasinya dan jika hasil investigasi TPF Polri dan HMI menyebutkan jika oknum KC yang harus bertanggungjawab maka kami akan menindaknya," katanya.

Ia menginginkan, kehidupan berbangsa dan bernegara bisa berjalan dengan baik dan damai sehingga perlu dibentuk tim pencari fakta yang di dalamnya melibatkan unsur polisi, HMI dan KAHMI.

"Ide pak kapolda yang membentuk TPF sangat bagus karena disitu kita akan melihat kebenaran yang sesungguhnya apalagi semua unsur akan masuk," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010