London (ANTARA News) - Konferensi tentang bioteknologi di negara berkembang menyepakati agar bioteknologi memperhatikan kepentingan pertanian skala kecil dan kesejahteraan petaninya.

Demikian salah satu hasil penting yang disepakati dalam konferensi tentang bioteknologi di negara berkembang yang digelar di Guadalajara Meksiko baru-baru ini , ujar Atase pertanian KBRI Roma Erizal Sodikin kepada koresponden ANTARA London, Sabtu.

Erizal Sodikin mengatakan delegasi Indonesia dalam konperensi tersebut selain beranggotakan dirinya sebagai Atase Pertanian di Roma, Counsellor Multilateral KBRI Roma, tiga peneliti dari Kementerian Pertanian dan Kementerian Kehutanan, serta KBRI Mexico City.

Erizal Sodikin mengatakan delegasi Indonesia menekankan perlunya organisasi internasional terkait dan negara donor yang sementara ini merupakan pemilik utama biotekonologi untuk mengupayakan apa yang disebut dengan pro-poor bio technologies.

Menurut Erizal Sodikin, konperensi yang berlangsung sejak tanggal 1 Maret itu bertema FAO International Technical Conference on Agricultural Biotechnologies in Developing Countries 2010 /FAO ABDC 2010 dan berlangsung di Guadalajara, Mexico.

Pertemuan itu dihadiri sekitar 350 orang dari kalangan peneliti, LSM, organisasi internasional dan regional, pemerintah, serta perwakilan setingkat menteri dari 56 negara dan 26 organisasi yang bertindak sebagai pengamat.

Peserta pertemuan juga sepakat tentang perlunya pendanaan yang berkelanjutan untuk mengembangkan bioteknologi di negara berkembang melalui kerja sama yang melibatkan sektor pemerintah, swasta, dan organisasi kemasyarakatan khususnya yang menaungi kepentingan petani dan pertanian dalam arti luas. (U-ZG/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010