Tokyo, (ANTARA News) - Walikota Taiji, Jepang Bagian Selatan, pada hari Senin memprotes penganugerahan Academy Award untuk film dokumenter "The Cove".

Film peraih Oscar kategori dokumenter panjang terbaik itu menceritakan kelompok aktivis yang berjuang melawan polisi dan nelayan Jepang agar bisa berangkat ke teluk terpencil di Taiji, tempat lumba-lumba diburu.

"The Cove" menampilkan cuplikan yang "shocking" mengenai pembantaian lumba-lumba.

"Saya kira film itu bisa disesalkan karena menampilkan diri sebagai fakta padahal tidak didukung oleh bukti ilmiah," kata Walikota Taiji, Kazutaka Sangen, lewat pernyataan melalui faks.

Dia menekankan bahwa perburuan itu legal di Jepang dan hal itu adalah tradisi yang harus dihormati.

"Ada berbagai adat kebiasaan mengenai makanan, baik di negeri ini maupun di negara lainnya," kata Kazutaka.

"Sikap saling menghormati adalah perlu, dasarnya adalah pemahaman atas tradisi yang sudah bertahun-tahun dan lahir dari kebiasaan dan keadaan yang ada."

Film yang disutradarai oleh bekas fotografer National Geographic, Louie Psihoyos itu menampilkan mantan pelatih lumba-lumba dari serial televisi "Flipper". Serial itu kurang terkenal di Jepang, negara yang menyatakan perburuan lumba-lumba dan ikan paus adalah tradisi budaya yang penting.

Tapi, distributor untuk Jepang pada pekan lalu mengatakan ada sedikit versi modifikasi dari "The Cove" yang akan dirilis Mei atau Juni di Jepang.

Wajah para nelayan akan diburamkan dan ada tambahan catatan mengenai ketidaksepakatan atas kadar merkuri dalam daging lumba-lumba, yang dijual sebagai makanan dan disajikan untuk makan siang di sekolah-sekolah di daerah.(A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010