Jakarta (ANTARA News) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar mengatakan BUMN siap menghadapi dampak China-ASEAN Free Trade Agreement (ACFTA) dengan melakukan sinergitas antar-BUMN dan meningkatkan kualitas tiap BUMN.

"BUMN kita, saya arahkan untuk menggunakan momentum baru, tidak jalan seperti biasa. Dulu BUMN bekerja sebagai bussiness as usual, sekarang harus bekerja dengan ritme baru untuk mengantisipasi dampak ACFTA dan perdagangan bebas China," kata Mustafa Abubakar seusai membacakan orasi ilmiahnya di Jakarta Convention Center, Kamis.

Sebelumnya, kata Mustafa Abubakar, sebagian besar dari 141 unit BUMN berjalan sendiri-sendiri, tanpa melakukan sinergitas.

Untuk memunculkan sinergitas, Mustafa Abubakar telah mengumpulkan para direktur utama BUMN untuk mengimbau agar melakukan sinergitas. Kementerian BUMN berusaha memicu semangat dan mendorong 141 BUMN untuk meningkatkan kualitas.

"Kita telah melakukan efisiensi dan sinergitas. Tagline yang kita buat di Kabinet Indonesia Bersatu II adalah sinergitas BUMN yang 141 unit itu seperti jalan sendiri-sendiri," kata Mustafa Abubakar.

Menurut Mustafa, PT. Krakatau Steel (Persero) merupakan salah satu BUMN yang terancam oleh dambak negatif CAFTA. Industri baja China merupakan saingan terberat bagi Krakatau Steel.

Untuk itu, lanjut Mustafa, Kementrian BUMN berusaha mendorong Krakatau Steel kita dorong untuk berinvestasi dengan Korea sehingga mereka memproduksi kualitas baja yang lebih baik untuk mengurangi arus impor baja dari China.

"Petrokimia juga didorong untuk meningkatkan kualitasnya. PT PAL Surabaya juga memiliki potensi meningkatkan efisiensi dalam produksi mereka," tutur Mustafa.

Selain itu, Mustafa mencontohkan PT PLN dan PT. Djakarta Lloyd sebagai dua BUMN yang telah melakukan sinergitas.

Sebelumnya, sebanyak 14 unit kapal PT. Djakarta Lloyd tidak digunakan sehingga mengakibatkan perusahaan tersebut berada titik nadir atau defisit besar-besaran. Namun, ketika dilakukan sinergitas dengan PT. PLN (Persero), maka masalah itu bisa teratasi.

"Ketika saya pertemukan dengan PT PLN, misalkan, jasa mereka bisa digunakan untuk mengangkut batu bara. Yang diangkut oleh PT PLN 30 juta ton per tahun, sedangkan Jakarta Loyd mengangkut 5 juta. Jadi hanya sebagian kecil saja dari 30 juta ton saja," kata Mustafa.

Upaya lain yang dilakukan oleh Kementerian BUMN adalah mendorong pengusaha industri alut sista di Bandung duntuk tidak bekerja secara biasa-biasa saja. Mereka, kata Maustafa, harus bisa bekerja ekstra untuk dapat menyeimbangkan diri dalam menigkatkan kualitas kita di era competitiveness.

Sementara itu, kemungkinan terjadinya privatisasi masih akan dilakukan dalam tahun-tahun ke depam. Dalam tahun ini, PT Garuda Indonesia (Persero) dan Krakatau Steel sedang dalam proses untuk privatisasi, menyusul dua sebelumnya Bank Tabungan Negara (BTN) dan PT Pembangunan Perumahan.

"Kami akan melakukan privatisasi selektif untuk BUMN yang ingin maju ke pasar modal. Jadi privatisasi yang agak terbendung akibat krisis ekonomi 1-2 tahun yang lalu, kita pacu kembali secara sangat selektif yang sudah siap untuk masuk ke pasar modal atau go public," tutur Mustafa.
(T.M-PPS/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010