Jakarta (ANTARA) - Perwakilan pemerintah Indonesia dan Malaysia membahas perkembangan terkini perekonomian, perdagangan, industri dan investasi di Mesir, serta upaya meningkatkan volume ekspor ke Mesir dan upaya bersama menjajaki perjanjian perdagangan bebas ASEAN-Mesir (ASEAN-Egypt Free Trade Agreement/AEFTA).

Ketika menerima kunjungan kehormatan Trade Commissioner of Malaysia Raphy Md Radzi​​​​​​ dan Senior Marketing Manager Kantor Perdagangan Kedubes Malaysia Ghada Fayek di KBRI Kairo pada Minggu (10/3), Atase Perdagangan KBRI Kairo M Syahran Bhakti menekankan pentingnya peningkatan kerja sama ASEAN dengan Mesir di bidang perdagangan dan investasi.

"Mesir sebagai mitra bisnis strategis dan saudara tua bagi Indonesia dan Malaysia, produk-produk Indonesia dan juga Malaysia sebagai produk penunjang industri bagi Mesir dan bukan sebagai produk pesaing", kata Syahran dalam keterangan tertulis KBRI Kairo.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya optimisme dalam berbisnis dengan Mesir, termasuk melakukan pendekatan agar penggunaan mata uang lokal Indonesia dan Malaysia dalam transaksi dengan Mesir dapat diangkat dalam pembahasan di Bank Sentral Mesir.

Hingga saat ini usulan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangannya dengan India, China, dan Rusia dalam tahap pembahasan dengan Bank Sentral Mesir dan serta pihak perbankan Mesir.

"Langkah Mesir ini merupakan bagian dari arahan umum pemerintah untuk mengurangi tekanan dan permintaan terhadap dolar AS," kata Syahran.

Sementara itu, Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Kairo Tennike menyebut Indonesia telah melebarkan sayap investasi di Mesir dengan hadirnya pabrik mi instan Indomie dengan nama Salim Wazaran Abu Alata.

Mesir pun telah berinvestasi di Indonesia dengan kehadiran perusahaan kabel El Sewedy dan perusahaan kopi Golden Coffee Company.

Menurut dia, negara-negara ASEAN dapat memberdayakan kerja sama dagang dengan Mesir untuk mendapatkan akses ke pasar Eropa dan Afrika.

Tennike kemudian menjelaskan rencana Indonesia untuk menggelar Indonesia-Africa Forum yang akan diselenggarakan pada Agustus 2024, dan diharapkan dapat memberikan hasil konkret bagi peningkatan hubungan ekonomi-perdagangan Indonesia dengan negara-negara Afrika termasuk Mesir.

Trade Commisioner of Malaysia Raphy Md Radzi mengungkapkan dibukanya Kantor Perdagangan Malaysia di Kairo untuk meliputi negara-negara Afrika Utara dan Afrika Timur, bertujuan untuk membuka terobosan baru di pasar Afrika khususnya peluang masuknya produk Malaysia.

Raphy menyebut produk Malaysia yang diekspor ke Mesir saat ini di antaranya minyak sawit, minyak nabati, sabun, produk tekstil, produk karet alam, bubuk kakao, produk elektronika, produk kimia, mesin, dan produk besi baja.

Dia menyatakan menyambut baik jika Indonesia-Malaysia menjajaki pembicaraan awal upaya kerja sama perdagangan dan industri antara ASEAN dengan Mesir dalam kerangka perjanjian perdagangan bebas (AEFTA) dalam sidang ASEAN Committee in Cairo (ACC) mendatang.

Berdasarkan data BPS, total perdagangan Indonesia-Mesir pada periode Desember 2023 tercatat sebesar 1,513 miliar dolar AS (hampir Rp23,5 triliun) atau turun 3,04 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2022 yang tercatat sebesar 1,561 miliar dolar AS.

Ekspor Indonesia ke Mesir tercatat sebesar 1,312 miliar dolar AS (sekitar Rp20,3 triliun) turun sebanyak 1,71 persen dari periode yang sama tahun 2022 yang tercatat sebesar 1,335 miliar dolar AS.

Sementara impor Indonesia dari Mesir sebesar 201,4 juta dolar AS (sekitar Rp3,1 triliun) turun 10,9 persen dibanding periode yang sama tahun 2022 yang tercatat sebesar 226 juta dolar AS.

Dengan demikian, surplus untuk Indonesia dalam neraca perdagangan dengan Mesir pada Desember 2023 sebesar 1,111 miliar dolar AS (sekira Rp17,2 triliun).

Untuk negara-negara ASEAN, Indonesia menempati urutan pertama pangsa pasar di Mesir. Menurut data Biro Statistik (Capmas) Mesir, pada periode Januari-November 2023 pangsa pasar produk Indonesia 2 persen, Thailand 0,99 persen, Malaysia 0,96 persen, Vietnam 0,74 persen, Singapura 0,58 persen, dan Filipina 0,03 persen.

Baca juga: Dubes RI: Hubungan Indonesia-Mesir semakin erat
Baca juga: Dubes Lutfi tindak lanjuti pembentukan komite perdagangan RI-Mesir


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024