Kunduz, Afghanistan (ANTARA News) - Sekitar 100 gerilyawan asing yang bersekutu dengan jaringan Taliban dan Al Qaida telah memasuki wilayah Kunduz, Afghanistan utara untuk mengganggu stabilitas keamanan, kata Gubernur Kunduz, Mohammad Omar, Sabtu.

"Kami telah menerima informasi bahwa sekitar 100 pejuang asing dari Chechnya, Uzbekistan, Tajikistan, Pakistan, Timur Tengah dan dari negara-negara lainnya telah memasuki provinsi Kunduz, kata Gubernur Omar dalam jumpa pers seperti dilaporkan kantor berita Xinhua.

Para gerilyawan asing yang berafiliasi dengan Taliban dan Al Qaida itu merupakan bagian dari kampanye mengganggu stabilitas keamanan di provinsi di Kunduz dan kawasan-kawasan di sekitarnya, kata gubernur.

Menurut gubernur, pasukan keamanan nasional yang didukung pasukan internasional pimnpinan NATO sedang melancarkan serangan terhadap posisi-posisi persembunyian gerilyawan di provinsi Kunduz untuk memulihkan keamanan di kawasan itu.

Ia menyampaikan pernyataan itu di tengah meningkatnya jumlah gerilyawan memasuki Kunduz dan provinsi tetangganya, Baghlan.

Situasi keamanan di kawasan Kunduz dan Baghlan di Afghanistan utara itu relatif kondusif hingga tahun 2009, namun dalam beberapa bulan terakhir ini dilaporkan semakin meningkatnya gerilyawan Taliban mendatangi dan melancarkan aktivitas gerilya mereka di sana.

Gubernur memperingatkan bahwa selain provinsi Kunduz dan Baghlan, gerilyawan akan segera memasuki provinsi Takhar dan Badakhsan bila pasukan keamanan tidak mengambil tindakan keras terhadap mereka.

Pertempuran sengit antara Taliban dan pasukan keamanan pada Jumat malam menewaskan puluhan gerilyawan di Kunduz.

Kepala Kepolisian Provinsi Kunduz, Abdul Rahman Haqtash mengatakan sebanyak 21 pejuang Taliban Tewas termasuk komandan mereka, Hamzah Khan, dalam bakutembak dengan pasukan keamanan pada Jumat malam tersebut.(M043/H-AK)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010