Ternate (ANTARA News) - Para aktivis lingkungan di Maluku Utara (Malut) mengkhawatirkan kelestarian kawasan hutan di Pulau Halmahera, Maluku Utara (Malut) karena banyaknya perusahaan yang telah dan akan menanamkan investasi pertambangan di wilayah itu.

"Saat ini ada puluhan perusahaan yang telah mengantongi izin investasi pertambangan di Pulau Halmahera, sebagian di antaranya sudah beroperasi, ini jelas merupakan ancaman bagi kelestarian kawasan hutan di wilayah itu," kata seorang aktivis lingkungan di Malut, Djafar, di Ternate, Selasa.

Pasalnya, lokasi investasi pertambangan tersebut sebagian besar berada di kawasan hutan, bahkan ada yang masuk kawasan hutan lindung yang selama ini menjadi habitat berbagai flora dan fauna khas Malut.

Oleh karena itu, Djafar menghimbau kepada Pemprov Malut dan seluruh pemkab di Pulau Halmahera untuk tidak lagi mengeluarkan izin Kuasa Pertambangan kepada investor, agar kelestarian hutan di wilayah itu bisa dipertahankan.

Izin Kuasa Pertambangan yang terlanjur dikeluarkan kepada investor, juga harus ditinjau ulang, terutama yang konsesinya berada di kawasan hutan yang selama ini memiliki fungsi ekologis bagi lingkungan dan masyarakat setempat.

"Investasi pertambangan memang bisa memberi kontribusi bagi daerah, misalnya dari segi penerimaan retribusi dan pajak serta penyerapan tenaga kerja, tapi kontribusi itu tidak sebanding dengan nilai kerugian terjadi nanti," katanya.

Kerugian itu tidak hanya pada rusaknya lingkungan sekitar lokasi tambang, tapi juga kerugian pada masyarakat di sekitar lokasi tambang akibat terkena bencana banjir atau pencemaran yang merupakan dampak nyata dari adanya investasi tambang.

Ia mengatakan, Pulau Halmahera sejak dulu sudah dikenal di dunia sebagai habitat berbagai flora dan fauna khas Malut, seperti burung bidadari dan berbagai jenis burung paruh bengkok.

Ahli botani dunia, Alfred Russel Wallace, beberapa ratus tahun lalu pernah menjadikan Halmahera sebagai lokasi penelitian flora dan fauna. Sekarang ini mulai banyak pula ahli botani dari berbagai negara yang tertarik melakukan penelitian di Halmahera.

"Semua itu nantinya hanya akan menjadi kenangan kalau hutan di Pulau Halmahera tidak dijaga kelestariannya. Jadi hutan di sana jangan dikorbankan untuk investasi pertambangan atau perkebunan yang manfaatnya hanya dinikmati sementara," tambahnya.
(T.L002/M012/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010