Palembang (ANTARA News) - Empat pemain Sriwijaya FC yang menjadi tersangka pengeroyokan dan pemukulan terhadap suporter dan ditahan di Mapoltabes Palembang sejak Jumat (14/5) malam, Senin mendapatkan penangguhan penahanan.

Penangguhan penahanan atas Charis Yulianto, Isnan Ali, Ambrizal, dan Cristian Worabay disetujui penyidik dan Kapoltabes Palembang dengan alasan keempatnya masih harus bertanding memperkuat timnya.

Namun belum diperoleh keterangan resmi dari Kapoltabes Palembang AKBP Cahyo Budi Siswanto maupun pihak penyidik terkait penangguhan penahanan empat pemain SFC tersebut.

Senin ini, SFC masih harus menjalani pertandingan tandang melawan Persib Bandung pada lanjutan Liga Super Indonesia di Bandung, Jawa Barat.

Diperoleh informasi dari manajemen SFC bahwa para pemain--di luar keempat pemain yang menjadi tersangka--telah lebih dulu berangkat ke Bandung melalui Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Senin subuh, sekitar pkl. 05.00 WIB.

Keberangkatan pemain itu, tanpa disertai pelatih Rahmad Darmawan yang sejak awal bertekad tidak akan berangkat tanpa keempat pemain yang masih ditahan di Mapoltabes Palembang itu.

Namun belakangan, setelah penangguhan penahanan keempat pemain itu disetujui Poltabes Palembang, Rahmad Darmawan bersama keempat pemain dimaksud, segera menyusul melakukan perjalanan ke Bandung.

Sebelumnya, Manajer SFC, Hendri Zainuddin, menegaskan bahwa "Laskar Wong Kito" dijadwalkan bertolak dari Palembang ke Bandung, bertepatan dengan hari pertandingan, Senin subuh.

"Seharusnya tim berangkat ke Bandung pada Sabtu pagi (15/5), tapi karena kondisi yang tidak kondusif, maka terpaksa kami berangkat tepat di hari pertandingan. Sebenarnya, Minggu (16/5) ini kami mau berangkat ke Bandung, tapi tidak jadi karena tidak ada tiket," ujar dia lagi.

Aksi solidaritas dari skuad "Laskar Wong Kito" kepada empat rekannya yang ditahan di Mapoltabes Palembang, sejak Jumat (14/5) malam, membuat manajemen membatalkan keberangkatan ke Bandung pada hari sebelumnya.

Keempat pemain yang ditahan itu telah menjalani pemeriksaan maraton oleh penyidik dinilai terbukti mengeroyok dan memukul anggota suporter Sriwijaya Mania Sumsel (SMS) di lampu merah simpang RS Charitas Palembang, Sabtu (8/5).

Pemukulan yang terjadi usai pertandingan SFC bermain imbang 0-0 melawan Persija Jakarta itu menyebabkan dua korban luka serius dan dua korban lain mengalami luka ringan.

Keempat pemain itu yang pada hari sebelumnya ditahan di ruang penyidik pidana ekonomi Poltabes, sejak Sabtu (15/5) malam, telah dipindahkan ke sel tahanan umum Mapoltabes Palembang.

Penyidik memutuskan, keempat pemain itu ditahan hingga 20 hari ke depan, hingga perkara dilimpahkan ke pengadilan.

Pengacara keempat pemain itu berupaya mengajukan surat permohonan untuk tidak dilakukan penahanan, karena mereka masih terikat kontrak membela Sriwjaya FC dalam kompetisi domestik.

Hendri menambahkan, keberangkatan tim ini, dipastikan tanpa pelatih Rahmad Darmawan yang sejak awal berkomitmen tidak akan berangkat ke Bandung tanpa empat pemainnya yang sedang ditahan.

"Tim tetap berangkat, tapi tanpa Rahmad Darmawan yang memutuskan tetap menemani empat pemain yang ditahan di Palembang. Adalah hal yang tidak mungkin, jika kita melepaskan laga sisa ISL karena masalah ini. Ini sudah menyangkut nama baik tim dan berkaitan dengan nama baik daerah Sumatera Selatan," kata Hendri pula.

Tapi kalau SFC tidak melakoni pertandingan ISL melawan Persib Bandung, akan terkena sanksi, dan dipastikan harus mundur dari kompetisi sebelum waktunya.

Pelatih SFC, Rahmad Darmawan, juga menegaskan, timnya siap menghadapi kesebelasan Bandung itu.

Para pemain menyatakan kesiapan untuk tetap bertanding melawan Persib Bandung, kata Rahmad pula.

Mereka tetap prima dan diharapkan anak asuhnya nantinya benar-benar siap bertanding, ujar dia pula.

Lebih lanjut dia mengatan, pemain yang ada sekarang ini tetap prima dan mereka siap menghadapi kesebelasan Persib tersebut.

Sebelumnya pemain juga tetap melaksanakan latihan, sehingga kesiapan menghadapi Persib tersebut sudah dilaksanakan secara maksimal.

(L.U005*B014/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010