Jakarta (ANTARA News) - Front Demokrasi Bersatu Melawan Kediktaturan (UDD) atau kelompok Kaus Merah, Selasa, menerima tanpa syarat tawaran Ketua Senat Prasopsuk Boondej untuk menengahi perundingan dengan pemerintah.

Pemimpin UDD Natthawut Saikua menyatakan bahwa UDD menerima tawaran itu seraya mengungkapkan ingin segera mengakhiri kekerasan yang tengah berlangsung, dan mendesak pemerintah untuk menghentikan penembakan terhadap demonstran.

"UDD setuju menerima tawaran Ketua Senat untuk menengahi pembicaraan, dan kami siap mengambil bagian mulai detik ini," kata Natthawut seperti dikutip Bangkok Post online (18/5).

Kaus Merah dengan tanpa syarat siap berunding, namun para senator yang akan berunding tidak boleh berasal dari kelompok 40 senator pro pemerintah, tambahnya.

Natthawut mengatakan bahwa UDD telah mempercayakan Prasopsuk untuk menyusun jadwal pembicaraan dengan pemerintah.

Weng Tojirakarn, pemimpin UDD lainnya, mengatakan bahwa Kaus Merah masih bisa menguasai kawasan demonstrasi Ratchaprasong.

Para demonstran tetap bisa keluar masuk lokasi demonstrasi, makanan juga masih tersedia, sedangkan sejumlah panggung telah didirikan di sekeliling panggung utama di Ratchaprasong.

Para anggota inti UDD berusaha berunding dengan pemerintah untuk menciptakan gencatan senjata, katanya.

Selasa ini pula, Jatuporn Prompan, pemimpin UDD dan kepala fraksi Puea Thai, memastikan bahwa tawaran Prasopsuk telah dipertimbangkan, seraya menambahkan bahwa situasi sekarang jauh lebih serius dibandingkan selama insiden Mei Hitam tahun 1992.

Dia mengatakan kekerasan di Jalan Ratchaprarop dan kawasan Bon Kai berada di luar kendali mereka karena demonstran menjadi sangat emosional.

Demonstran membakar ban mobil agar mereka bisa bersembunyi dalam asap dan menghindari tembakan tentara, khususnya para penembak jitu, kata Jatuporn.

Dia membantah mengalami konflik dengan Kepala UDD Veera Musikhapong, namun mengakui mereka berdua memang berbeda pendapat.

Juru bicara pemerintah Panitan Wattanayagorn mengatakan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva mencermati sikap terbaru UDD ini dan akan segera mengomentari hal ini.

"Kami belum mempunyai posisi mengenai hal itu. Perdana Menteri telah diberi tahu, namun tidak segera menentukan posisi seputar itu," kata Panithan.

Dia menambahkan bahwa Korbsak Sabhavasu, Sekretaris Jenderal kantor PM Thailand, telah berunding dengan Natthawut beberapa kali. Natthawut kerap berubah pendirian setiap hari dan menjadi demikian sulit dipahami.

Namun pemerintah selalu siap mempertimbangkan resolusi apapun untuk mengatasi masalah nasional, dengan meminta terlebih dahulu UDD menghentikan kerusuhan dan mendesak demonstran meninggalkan Ratchaprasong.

Panitan mengatakan Nathawut siap menjawab tawaran damai itu, dan mengungkapkan bahwa Perdana Menteri terus memonitor situasi.

Mantan PM Banharn Silpa-archa yang juga kepala penasehat Partai Chart Thai Pattana, menyeru UDD untuk segera mengakhiri demonstrasi hari ini atau besok.

Banharn menyatakan jika UDD sepakat berunding maka hari itu pula dia akan meminta pemeirintah untuk menarik pasukannya dan polisi yang kini berhadapan dengan demonstran.

"Jika pemerintah menolak tawaran itu, Partai Chart Thai Pattana akan menarik diri dari pemerintahan," katanya.

Banharn mengatakan terlalu banyak kerusakan menimpa negeri itu dan ini tidak boleh dibiarkan berlanjut.

Perkelahian jalanan masih terus berlangsung di seluruh penjuru ibukota, di mana bocah berusia 12 tahun ditahan karena membakar gedung yang terletak di persimpangan Din Daeng.

Statistik menunjukkan, korban bentrok lalu antara tentara dan demonstran naik menjadi 37 meninggal dunia, dan 282 terluka, demikian pusat layanan darurat Erawan. (*)

jafar/bangkok pos

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010