Singapura (ANTARA) - Baht Thailand mencapai level tertinggi lima bulan pada Selasa, karena harga emas yang lebih tinggi dan berlanjutnya aliran dana asing ke saham dan obligasi mendorong kenaikan kurs mata uang tersebut, sementara kekhawatiran seputar Ukraina membebani sebagian besar mata uang Asia lainnya.

Won Korea Selatan turun 0,7 persen dalam sesi terburuk sejak 20 Desember, mundur setelah kenaikan 0,6 persen pada Senin (14/2/2022). Rupiah Indonesia menguat, sementara peso Filipina dan rupee India melemah.

Baht menguat hingga 0,7 persen dalam kenaikan sesi kedua berturut-turut, didorong oleh kenaikan harga emas karena penjualan logam dalam dolar AS dan konversi ke mata uang lokal mendorongnya lebih tinggi.

"Ada kombinasi faktor yang menyebabkan baht Thailand mengalahkan rekan-rekannya," kata Mitul Kotecha, ahli strategi senior EM (emerging markets) di TD Securities, mengutip alasan seperti optimisme atas pembatasan COVID-19 yang lebih rendah meskipun kasus meningkat, dan harga emas menyentuh level tertinggi delapan bulan.

Selain itu, obligasi Thailand menerima arus masuk luar negeri senilai 2,08 miliar dolar AS pada Januari, tertinggi sejak Juli 2014, didukung oleh meningkatnya ekspor dan pelonggaran pembatasan COVID-19.

Tekanan yang lebih rendah untuk menaikkan suku bunga karena inflasi berada dalam mandat bank sentral telah mendorong harapan untuk pemulihan ekonomi, kata Kobsidthi Silpachai, kepala riset pasar modal di Kasikornbank.

Ketegangan yang meningkat antara Rusia dan Barat atas Ukraina telah membuat investor waspada terhadap aset berisiko. Pelaku pasar juga menunggu risalah pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve AS, yang diharapkan pada Rabu (16/2/2022), yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang laju kenaikan suku bunga.

Rupiah Indonesia menguat 0,4 persen ke level tertinggi sejak 11 Januari, setelah data menunjukkan surplus perdagangan negara kaya sumber daya itu naik lebih dari yang diperkirakan pada bulan lalu, meskipun pertumbuhan ekspor meleset dari perkiraan karena larangan ekspor batu bara pada minggu pertama 2022.

Harga energi yang lebih tinggi menopang ringgit Malaysia, yang naik untuk sesi ketiga berturut-turut. Malaysia adalah salah satu pengekspor gas alam cair terbesar di dunia.

Ekuitas Asia beragam, dengan saham Indonesia (JKSE) naik sekitar 0,9 persen memimpin kenaikan. Pasar Thailand (SETI) dan Malaysia (KLSE) menguat pada kisaran 0,3 persen dan 0,7 persen. Saham Singapura (STI), Filipina (PSI) dan Korea Selatan (KOSPI) turun antara 0,3 persen dan 1,0 persen.

Pada Kamis (17/2/2022), bank sentral Filipina kemungkinan akan tetap mempertahankan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, menurut jajak pendapat Reuters.

Baca juga: Peso pimpin penurunan, baht naik di antara mata uang Asia yang beragam
Baca juga: Mata uang Asia lesu jelang data inflasi AS, rupiah Indonesia stabil
Baca juga: Sebagian besar mata uang Asia melemah, rekor kasus COVID tekan won

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022