Solo (ANTARA News) - Maestro keroncong Gesang Martohartono (92) sebelum wafat, Kamis sore, pada pukul 18.10 WIB, kondisi kesehatanya sempat drop hingga dua kali, dan meminta dituliskan tiga lagu keroncong karyanya, termasuk Bengawan Solo.

"Beliau sebelum wafat kesehatannya sempat drop hingga dua kali. Pertama pada pukul 13.30 WIB dan Pukul 18.00 WIB," kata Yani Effendi, anak keponakan Gesang saat di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Solo.

Menurut Yani, Kamis (20/5) sekitar pukul 07.00 WIB pagi, Gesang hendak disuapi makan dua sendok. Bahkan, beliau sempat minta dituliskan syair lagi keroncong oleh salah satu keponakannya Yaniarti.

"Beliau minta dituliskan tiga lagu kerongcong yakni Jembatan Merah, Sapu Tangan, dan Bengawan Solo," katanya.

Setelah itu, kesehatan beliau terus menurun dan sekitar pukul 13.30 WIB mengalami sesak nafas sehingga tim dokter yang menangani secara intensif dan sempat memberikan pengobatan untuk mengeluarkan lendir di tenggorokannya.

Gesang membaik kembali kesehatannya beberapa jam, namun sekitar pukul 18.00 WIB kesehatannya kembali memburuk setekah mengalami sesak nafas diikuti gangguan jantung.

"Tim dokter yang menangani beliau kalau Gesang mengalami sesak nafas dan diikuti gangguan jantung," katanya.

Gesang akhirnya menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 18.10 WIB saat dirawat di ruang ICU Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo.

Santoso, juga keponakan lain Gesang, menjelaskan jenazah Gesang rencananya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Pracimalaya, Makam Haji Surakarta, Sabtu (21/5).

Menurutnya, sebelum diberangkatkan ke tempat peristirahantan terakhir jenazah Gesang akan dibawa ke Pendapi Gede Kantor Pemerintah Surakarta untuk menghormati jasa seorang seniman besar yang dikenal dengan lagunya Bengawan Solo. (*)

ANT/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010