Manado (ANTARA News) - Pemimpin Bank Indonesia (BI) Manado, Ramlan Ginting meminta masyarakat Sulawesi Utara(Sulut) mewaspadai peredaran uang palsu jelang dan disaat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) berlangsung.

"Pengalaman tahun-tahun sebelumnya terjadi korelasi positif saat Pilkada temuan uang palsu cenderung meningkat, untuk itu masyarakat supaya meningkatkan kewaspadaan," katanya di Manado, Rabu.

Ramlan mengatakan BI melakukan kebijakan menangkal peredaran uang palsu dengan mengoptimalkan sosialisasi keaslihan rupiah kepada semua strata masyarakat.

"Sosialisasi mengenal uang rupiah bukan hanya dilakukan di kalangan pengusaha dan pegawai negeri serta pegawai swasta, tetapi juga hingga pedagang keliling, pedagang pasar tradisional dan masyarakat kecil," kata Ramlan.

BI tidak mensosialisasikan uang palsu, karena tidak menerbitkannya, tetapi memberi pemahaman praktis kepada masyarakat bagaimana mengenali ciri-ciri uang rupiah yang menjadi alat pembayaran sah di Indonesia.

Masyarakat yang menemukan uang palsu, kata Ramlan agar membantu melaporkan dan tidak perlu khawatir bakal dipersulit, sebab justru temuan tersebut akan membantu aparat keamanan dan BI memberantas mafia peredaran uang palsu.

Kepala Seksi Kas Bank Indonesia Manado, Mulyadi mengatakan, temuan uang palsu di BI Manado sampai triwulan pertama tahun 2010 sebanyak 37 lembar, sedikit mengalami penurunan dibandingkan posisi sama tahun sebelumnya sebanyak 41 lembar.

"Temuan uang palsu 37 lembar tahun ini, terbanyak pecahan Rp50.000 sejumlah 19 lembar, pecahan Rp100.000 (14 lembar), pecahan Rp5000(3 lembar), dan pecahan Rp10.000 (satu lembar)," kata Mulyadi.

Modus baru dimana pecahan kecil dipalsukan, kata Mulyadi perlu diwaspadai, sebab mulai muncul belakangan ini. (*)
(T.G004/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010