Surabaya (ANTARA News) - Bisnis jasa kontruksi di Jawa Timur tahun ini akan dikuasai pemerintah, seiring menurunnya kinerja sektor swasta yang terimbas krisis keuangan global yang terjadi sejak tahun lalu.

"Penurunan ini juga terkait upaya sektor swasta yang menahan diri, karena sektor finansialnya untuk mendanai proyek baru tidak berkembang atau merugi," kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional Indonesia (DPC Gapeksindo) Surabaya, Mardjuki M.S di Surabaya, Selasa.

Tahun lalu, jelas dia, bisnis jasa kontruksi mengalami kerugian dari sejumlah proyek yang dikerjakan misalnya proyek jalan aspal yang menghubungkan Gresik hingga Lamongan.

"Sampai saat ini proyek tersebut belum juga selesai, karena besarnya kerugian yang ditanggung oleh para kontraktor. Jika terus dikerjakan, satu perusahaan kontraktor bisa rugi Rp35 juta dan bila tidak dilakukan juga rugi Rp30 juta," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pengurus Daerah Gapeksindo Jatim, Gatut Prasetiyo di Surabaya menyebutkan, pada tahun 2008, komposisi bisnis jasa kontruksi sektor swasta di Jatim mendominasi 60 persen dan pemerintah 40 persen dengan total nilai konstruksi Rp11 triliun.

"Pada tahun ini, kami memprediksi komposisi kedua sektor itu saling bertukar tempat," ujarnya.

Ia menjelaskan, pada tahun 2009 sektor pemerintah akan menguasai 60 persen dan swasta mengkontribusi 40 persen dari nilai konstruksi saat ini juga diperkirakan menurun menjadi Rp9,6 triliun.

"Kenaikan kontribusi proyek pemerintah hingga 20 persen itu, dipicu besarnya biaya rehabilitasi dan pembangunan sekolah di Jatim yang dianggarkan senilai Rp1 triliun pada tahun 2009," katanya menjelaskan.

Ia menerangkan, dari besaran dana yang dianggarkan untuk biaya rehabilitasi dan pembangunan sekolah di Jatim tersebut masing-masing sekolah memperoleh sekitar Rp250 juta.

"Selebihnya, biaya yang teralokasi itu akan akan dikelola setiap komite sekolah," terangnya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009