Padang (ANTARA News) - Anggota kehormatan luar biasa, DPP Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda), Sri Sultan Hamengkubuwono X menilai pemerintah terperangkap dalam ketidakberdayaan untuk mengatasi keruwetan sistim transportasi nasional sehingga banyak gagasan terhenti pada wacana. "Repotnya pemerintah sendiri terperangkap dalam ketidakberdayaan untuk merubah keadaan, sehingga beberapa gagasan untuk mengatasi keruwetan sektor transportasi dan menekan pemborosan BBM berhenti pada wacana," katanya di Padang, Selasa. Sri Sultan yang juga Gubernur D.I Yogyakarta itu hadir di Padang antara lain menutup Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Organda ke IV pada Senin malam (19/1). Ia memberikan sejumlah contoh gagasan yang terhenti pada wacana yakni, usulan menaikan bea masuk bagi kendaraan di atas 2000 CC sebesar 150 sampai 500 persen. Kemudian, gagasan menaikan tarif parkir di sejumlah lokasi padat kendaraan dan membatasi lalu lalang kendaraan pribadi di kawasan atau waktu tertentu. "Padahal jika gagasan ini diwujudkan, diyakni konsumsi BBM sektor transportasi bisa dihemat 20 hingga 30 persen," katanya. Gagasan yang lain yang jadi wacana adalah, kelanjutan program bahan bakar yang dapat mengurangi pencemaran udara, program optimalisasi manajemen lalu lintas dan pembatasan umur kendaraan. Selanjutnya, gagasan kebijakan road pracing, pemberlakuan nomor polisi genap dan ganjil pada hari berbeda, penetapan tarif parkir dan pajak kendaraan progresif juga terhenti pada wacana, tambah Sri Sultan. Pada bagian lain, pengembangan transportasi di Indonesia saat ini juga mengalami dilema, yakni di satu sisi proses desentralisasi membawa daerah lebih mengutamakan isu internal bersangkutan. Tapi disisi lain perkembangan ekonomi internasional dan regional menuntut antisipasi strategis dalam menghadapi kompetisi ini, katanya. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi regional Asia Tenggara yang demikian cepat menyebabkan indonesia menjadi ujung kontingen asia yang ketinggalan dalam sistem transportasi. Hal ini, tambahnya, telah mendorong tumbuhnya wacana pengembangan transportasi intermoda dimana platfon pengembangannya diharapan mmberikan gambaran tantangan dan prospek distribusi barang dan jasa di Indonesia dalam meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Sri Sultan menilai wacana baru itu akan memberikan kontribusi, pada upaya penanggulangan kemiskinan dan akan menjadi agenda nasional dalam beberapa tahun mendatang yang berbasis pada dimensi kebangsaan, kejujuran dan keberanian.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009