Jeddah, Arab Saudi (ANTARA News) - Organisasi Konferensi Islam (OKI), konfederasi Muslim terbesar dunia, Ahad menyeru kelompok bertikai di Kyrgyzstan menahan diri setelah kerusuhan etnik di negara itu menewaskan 82 orang.

Sekjen OKI Ekmeleddin Ihsanoglu menyeru Kyrgyzstan kembali tenang setelah bentrokan etnik dan kerusuhan di kota Osh," kata organisasi itu dalam pernyataan.

Ihsanoglu mendesak seluruh masyarakat Kyrgyzstan "menahan diri dan tetap saling hidup damai di bawah norma hukum."

Pihak berwenang Kyrgyzstan harus "mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memulihkan situasi dan mencegah teriulangnya kembali kejadian-kejadian tragis seperti itu pada masa depan," katanya.

Republik Kyrgyzstan yang penduduknya mayoritas Muslim adalah salah satu dari dari 57 negara anggota OKI yang berpusat di Jeddah itu.

Sementara itu mantan Presiden Kyrgyzstan Kurmanbek Bakiyev yang tinggal di pengasingan di Minsk, Belarus, Ahad membantah terlibat dalam gelombang kerusuhan di Kyrgyzstan itu.

Bakiyev dalam sebuah pernyataan mengatakan laporan-laporan tentang keterlibatannya dalam kerusuhan itu adalah "kebohongan yang memalukan" dan pemerintah sementara yang menggantikannya setelah pemberontakan April lalu terbukti tidak mampu mengatasi aksi kekerasan itu.(H-RN/B002)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010