Pekalongan (ANTARA News) - Menteri Negara Lingkungan Hidup, Gusti Mohammad Hatta menyatakan penyelamatan lingkungan harus menjadi tanggung jawab antara warga dengan pemerintah sebagai upaya mengantisipasi kerusakan lingkungan.

"Banyaknya industri batik di Pekalongan diharapkan tidak sampai mencemari sumber air milik penduduk dan tidak mematikan organisme pengurai," kata Menteri Negara Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta di Pekalongan, Jateng, Selasa malam.

Dalam rangka sosialisasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 dan Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia, Menteri Negara LH mengatakan untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan akibat limbah batik perlu dipikirkan bersama.

"Pencemaran limbah batik yang sudah terjadi perlu dipikirkan bersama bagaimana cara untuk mengolah limbah tersebut," katanya.

Selain masalah pencemaran limbah batik, Gusti Muhammad Hatta juga mengingatkan kepada warga dan pemerintah daerah setempat terhadap ancaman abrasi dan panas bumi yang terus meningkat.

"Dengan menanam tanaman mangrove diharapkan nelayan bisa tetap mendapatkan ikan. Abrasi merupakan ancaman bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan karena jika air laut naik maka pulau-pulau bisa tenggelam padahal tak sedikit warga yang tinggal di sekitar pantai," katanya.

Namun, Menteri LH mengaku senang ketika berkunjung ke Kabupaten Pekalongan karena ia tidak sulit menemukan sampah di daerah itu.

"Sepanjang jalan saya tidak melihat sampah. Sewaktu saya melintasi sungai, saya juga tak menemukan sampah di sungai itu. Kondisi ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar Kabupaten Pekalongan bisa meraih penghargaan Adipura," katanya.(*)
(ANT/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010