London (ANTARA News) - Sebuah pengadilan Inggris, Selasa, menolak untuk mengkestradisi mantan pemimpin Bosnia pada masa perang Ejup Ganic, yang dicari di Serbia dengan tuduhan kejahatan perang, dengan mengatakan pengadilannya telah dimotivasi secara politik.

Ganic, seorang anggota kepresidenan multi-etnik Bosnia pada saat perang tiga-pihak 1992-95 yang mengadu rekan-rekan Muslimnya melawan masyarakat etnik Serbia dan Kroasia, memuji putusan itu sebagai pemulihan nama baik. Sementara Serbia menyatakan mereka akan naik banding ke pengadilan lebih tinggi di Inggris, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Ganic (64) ditangkap di Bandara Heathrow di London pada 1 Maret atas permintaan pemerintah Serbia karena dia diduga "berkonspirasi untuk membunuh dengan orang lain yang disebutkan dan melanggar konvensi Jenewa, yakni membunuh tentara yang terluka".

Ketika memutuskan untuk menentang ekstradisi itu, hakim Timothy Workman mengatakan, "Acara kerja ini telah diajukan dan digunakan untuk tujuan politik dan seperti sama dengan penyalahgunaan proses pengadilan ini". Putusan itu dilaporkan oleh Asosiasi Pers Inggris.

Serbia ingin mengadili Ganic dan 16 bekas pejabat lain Bosnia karena serangan oleh pasukan Bosnia terhadap pasukan bekas Tentara Rakyat Yugoslavia (JNA) yang akan mundur di Sarajevo pada Mei 1992, satu dari serangkaian pembukaan konflik itu.

Menurut pemerintah Serbia, sejumlah tentara JNA telah tewas dan terluka dalam serangan itu.

Ganic melukiskan putusan pengadilan itu sebagai "kebenaran lainnya mengenai Bosnia".

"Kami membela Bosnia dan kami merasa bangga karena apa yang dikatakan dalam pidato penutupan oleh hakim," ia mengatakan pada radio negara Bosnia setelah putusan tersebut. "Kita menang, dan ini akan memainkan peran besar dalam memperkuat lagi Bosnia dan pengembangan hubungannya dengan tetangga-tetangganya."

Bruno Vekaric, wakil penuntut kejahatan perang Serbia, mengatakan, "Kami menghormati putusan pengadilan Inggris itu, tapi ada opsi untuk naik banding ke pengadilan yang lebih tinggi dan kami akan melakukan itu".

Dalam pemeriksaan pengadilan Maret, di mana Ganic membayar uang jaminan, pengacaranya, Clare Montgomery, menyatakan tuduhan terhadapnya telah ditolak oleh Pengadilan Kejahatan Perang untuk bekas Yugoslavia (ICTY) dan menuduh pemerintah Serbia telah melanggar hukum ekstradisi untuk tujuan politik.

Setelah penangkapannya, ribuan warga Bosnia berunjuk rasa di luar kedutaan besar Inggris dan Serbia di ibukota Bosna, Sarajevo, untuk meminta pembebasannya.

Ganic kini adalah manajer Sekolah Sains dan Teknologi di Sarajevo, tempat ia tinggal. Ia tidak lagi memegang jabatan pemerintahan.

Perjanjian perdamaian Dayton, yang diperantarai Amerika Serikat, mengakhiri perang Bosnia, membagi negara itu menjadi dua wilayah otonomi, Republik Serbia Bosnia dan Federasi Muslim-Kroasia.
(S008/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010