Jakarta (ANTARA News) - Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka Arty Ardhila mengaku bangga dapat dipercaya sebagai pembawa baki Bendera Merah Putih yang dikibarkan dalam Upacara Puncak Peringatan HUT ke-65 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa pagi.

"Saya sangat senang sekali, saya sangat bangga," kata siswi SMAI I Bengkalis Riau itu sekalipun mengaku sedih karena orang tuanya tidak dapat hadir di Jakarta.

Menurut anggota Tim Putih itu penunjukan dirinya sebagai petugas pembawa baki baru dilakukan pada Selasa pagi sekitar pukul 07.00 WIB.

"Ini benar-benar tak disangka," katanya. Arty yang lahir pada 2 Januari 1993 itu adalah anak ketiga dari lima bersaudara.

Selain Arty, ditunjuk juga tim pengibar bendera dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka yang terdiri dari tiga orang yaitu Nyoman Agus Santika Ardiana dari SMAN 1 Kuta, Bali, Putra Dwy Alfons dari SMAN 1 Gorontalo, dan Ismail Husain dari SMAN Model Terpadu Madani, Sulawesi Tengah.

Sedangkan Putri Karina Sukarman dari SMAN 1 Sampit, Kalimantan Tengah ditetapkan sebagai cadangan Arty.

Peringatan Hari Ulang Tahun ke-65 Republik Indonesia diawali dengan peringatan detik-detik proklamasi tepat pukul 10.00 WIB ditandai dengan tembakan meriam sebanyak 17 kali, sirene, bunyi beduk-beduk di masjid serta lonceng di gereja-gereja selama satu menit.

Dilanjutkan dengan pembacaan naskah proklamasi oleh Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman dan upacara penaikan bendera merah putih.

Upacara itu juga dihadiri oleh anak-anak dari mantan presiden Soekarno, yaitu Sukmawati dan Guruh, mantan wakil presiden Try Soetrisno, mantan wakil presiden Jusuf Kalla, sejumlah duta besar negara sahabat dan negara-negara ASEAN.

Sedangkan mantan presiden Megawati Soekarnoputri tidak hadir karena merayakan kemerdekaan di kediaman pribadinya, sementara itu suami Mega, Taufik Kiemas berhalangan hadir karena sakit.

Para menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid II juga tampak telah hadir dengan didampingi oleh pasangan masing-masing, termasuk Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri yang beberapa hari terakhir sulit ditemui wartawan.

Di pintu masuk kompleks Istana, kepada para tamu undangan dibagikan cinderamata dalam tas dari bahan serat kayu bermotif alur songket berisikan cenderamata bertema keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Di antaranya adalah buku berukuran besar bersampul keras dengan judul "Word That Shook The World" karangan Richard Greene berisikan kumpulan pidato Presiden Yudhoyono dan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama.

Selain itu, terdapat juga buku bersampul keras dengan kertas eksklusif dan banyak foto berwarna berjudul "Batikku Pengabdian Cinta Tak Berkata" yang berutur kecintaan Ani Yudhoyono terhadap koleksi batik nusantara. Serta sebuah buku tipis berisi wawancara eksklusif harian Jurnal Nasional dengan Agus Harimurti Yudhoyono.

Selain berisi aneka buku, tas bercap Semen Gresik itu juga berisi dompet kecil dan kain batik alur berukuran 2x1 meter yang juga berlabel Semen Gresik, dua sarung bantal dan satu hiasan bermotif kain songket berlaber Sinar Mas.

Tidak ketinggalan juga satu keping cakram musik berisi satu lagu ciptaan Presiden Yudhoyono berjudul "Mentari Bersinar" di antara lagu-lagu perjuangan seperti "Syukur", "Tumpah Darahku" serta lagu Kebangsaan "Indonesia Raya." Lagu yang sama juga turut diperdengarkan pada seluruh tamu undangan dalam penutupan upacara pengibaran bendera.

Upacara HUT ke-65 Kemerdekaan kali ini terbilang istimewa karena bertepatan dengan bulan Ramadhan, sama seperti 65 tahun lalu.
(G003/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010