Bengkulu (ANTARA News) - Kepala Administrator Pelabuhan Pulau Baai Fieter Fina mengatakan bahwa selama Agustus 2010 sebanyak 30 unit kapal kandas di pintu alur pelabuhan karena pendangkalan yang cukup parah.

"Saat kapal berusaha masuk ke dermaga alur masih dangkal sehingga kandas walaupun belum membahayakan dan masih bisa diatasi oleh pemandu pelabuhan," katanya di Bengkulu, Selasa.

Ia mengatakan setiap bulan terdapat 80 unit kapal yang keluar dan masuk ke Pelabuhan Pulau Baai.

Setiap kapal yang akan masuk harus dipandu oleh petugas Adpel saat kondisi air laut pasang.

"Kapal hanya bisa dipandu saat air laut pasang yaitu sore hari atau pagi hari jadi setiap hari ada antrian di pintu alur," katanya.

Pengerukan alur yang dilakukan PT Pathaway International sejak 21 Juli 2010 belum mampu mengatasi pendangkalan alur akibat sedimentasi pasir tersebut.

Pengerukan yang dilakukan menggunakan kapal Inai Kantan dan Inai Kekwa baru mencapai dua persen untuk kedalaman alur higga minus 10 meter dan 3,5 persen untuk kedalaman minus 6,5 meter.

"Kami berharap PT Pathaway yang diberikan kesempatan selama enam bulan untuk mengeruk alur hingga kedalaman 10 meter bisa meningkatkan kinerja sehingga alur bisa berfungsi dengan baik," jelasnya.

Bahkan dengan capaian tersebut PT Pathaway International sudah mendapat teguran dari Dirjen Perhubungan Laut melalui surat nomor 60 pada 30 Agustus 2008 bahwa perusahaan itu harus meningkatkan kinerjanya.

Kedalaman alur saat ini minus empat hingga lima meter dan hanya bisa dilalui kapal berbobot 1.500 ton.

Padahal distribusi sejumlah kebutuhan pokok yang dipasok ke Bengkulu masih mengandalkan jalur laut seperti beras, gula, dan BBM.

Sedangkan komoditas ekspor yang dikirim melalui Pelabuhan Pulau Baai antara lain batu bara, minyak mentah kelapa sawit (CPO, kopi, jahe, sayur mayur, karet, cangkang sait, dan biji besi.

(K-RNI/I016/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010