Bekasi (ANTARA News) - Kordinator Nasional Gerakan Peduli Pluralisme (GPP) Damien Dematra menyatakan, kasus jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Bekasi pada Minggu (12/9) informasi yang beredar di masyarakat luas baru berasal dari satu pihak.

"Sebetulnya saya tak perlu mengomentari dan kami juga tahu bahwa pemberitaan selama ini satu arah. Kalau cuma satu arah itu tidak adil (fair)," kata Damien, usai melaksanakan pertemuan dengan wakil umat Islam Kota Bekasi, Jabar, Rabu.

Ia menyayangkan bahwa selama ini yang dimonitor lebih cenderung dari pihak jemaat HKBP sementara versi teman-teman Muslim belum ada.

"Kami mau klarifikasi apa yang terjadi menurut teman-teman Muslim agar tahu masalahnya di mana," kata Demian.

Pengacara Salih Mangara Sitompul yang juga pengurus Forum Umat Islam Kota Bekasi, mewakili umat Islam Kota Bekasi dan selama ini belum dengan tegas menyatakan persoalan itu adalah insiden yang terjadi secara tidak terencana ketika ratusan orang jemaat HKPB berjalan kaki dari Jalan Puyuh Raya ke lokasi peribadatan di Ciketing Asem berjarak 3 Km.

Di tengah perjalanan jemaat bertemu dengan umat yang dijadikan tersangka dan terjadilah peristiwa itu hingga jatuh dua korban di pihak jemaat.

Sedangkan dari masyarakat setempat korbannya bernama Ismail menderita luka di kepala dan dijahit serta Ade Firman luka dalam di lengan. "Sayangnya fakta ini tidak diberitakan. Ini tidak adil," katanya menyayangkan pemberitaan hanya bersumber dari satu pihak.

Damien menyatakan, untuk mencari tahu akar persoalan, informasi harus dicari dua arah (pihak). Dalam acara konferensi pers di Jakarta Selasa (14/9), Damien secara tegas menyatakan harus ada investigasi. Bila tidak dengan cara itu persoalannya tidak akan selesai, ujarnya.

Investigasi dilakukan dengan mendatangi Front Pembela Islam karena di media ada tuduhan ormas tersebut terlibat selanjutnya dilakukan klarifikasi balik ke HKBP dan kini bertemu dengan umat di Kota Bekasi untuk diklarifikasi sebelum dibawa ke pertemuan antara kedua belah pihak.

Ia menyatakan, dalam setiap konferensi pers semua klarifikasi itu terbuka untuk umum. "Kami tidak mau ada yang ditutup-tutupi biar pers menilai kenapa kita ajak media agar duduk permasalahannya jelas," tegasnya.

Pihaknya tidak ingin warga diadu domba dan dimanipulasi oleh kepentingan tertentu. Kuncinya adalah keterbukaan akan jelas dan umat beragama jangan mau diadu domba.

Ia menegaskan, pemerintah harusnya bersuara dan menangani masalah ini jauh-jauh hari sebelum peristiwa itu terjadi

"Seharusnya dari awal dan sebelum meletup diselesaikan dahulu agar tak terjadi yang parah dikemudian hari," ujarnya. (*)
(T.M027/Z002/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010