Muarabungo, Jambi (ANTARA News) - Seorang siswa SMA Negeri 3 Tanahtumbuh, Kabupaten Bungo, Jambi, berinisial DS bersama kakaknya sekitar pukul 10:30 WIB, Senin (20/9) mengamuk dan mengacak-acak buku-buku dan meja di ruang majelis guru.

Bahkan guru Bahasa Inggris Sulinar, sempat terjerembab dan mengalami memar pada bahu bagian kiri setelah terkena pukulan tangan kosong yang diduga dilayangkan oleh DS.

Kapolsek Pelayang Iptu Boediono ketika dikonfirmasi, Selasa, membenarkan telah terjadi aksi pemukulan guru oleh siswa. Petugas sudah ke lokasi kejadian dan melakukan olah TKP untuk diselidiki.

"Kita tidak ingin kejadian ini menjadi masalah besar. Makanya kasus ini kita selidiki, kita akan bertemu dengan camat dan Muspika lainnya mencari jalan terbaik, agar guru tidak takut lagi ke sekolah," katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kuat dugaan, pemicu mengamuknya DS dikarenakan tidak naik kelas. DS bersama lima siswa lainnya yang saat ini duduk di kelas XI tidak naik ke kelas XII.

Menurut Kepala SMAN 3 M Amri Z, saat itu Sulinar sedang duduk di ruang guru, tiba-tiba DS datang dan menanyakan soal penyebabnya tidak naik kelas kepada Sulinar.

Sulinar sempat memberikan penjelasan, namun DS tak terima dan tetap ngotot minta dinaikkan ke kelas XII. Tapi Sulinar tetap pada putusan semula dan menyebutkan sudah keputusan dewan guru dan sekolah.

DS tetap tak terima, sehingga emosinya memuncak, dan gelap mata sehingga tangannya melayang ke bahu Sulinar.

Melihat kejadian itu Kepala SMAN 3 M Amri Z datang dan berusaha melerai agar DS tidak mengulangi perbuatannya, namun DS malah menyerang Amri. Beruntung Amri berhasil mengelak. DS juga mengeluarkan kata-kata kotor dan mengancam Amri serta guru yang hadir saat itu.

Dengan geram DS pulang, tapi tidak lama kemudian datang kakak DS yang diketahui bernama Mul mencari kepala sekolah. Mul bertemu dengan Amri langsung menyerang berulang-ulang namun dapat dihindari.

Tak puas dengan itu, Mul pul mengacak-acak ruang guru hingga papan grafik serta buku-buku berserakan di lantai. Meja kursi semua peralatan kantor diobrak-abrik hingga guru pun ketakutan.

"Dua guru lainnya Sri Apriyanti dan Guslini pingsan karena ketakutan," kata Amri dan menambahkan pihak sekolah kemudian menelepon Polsek Pelayang untuk memberikan pengamanan.

(ANT-249/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010