Johannesburg (ANTARA News) - Juara bertahan Italia ingin memberi bukti dengan melakoni ajang perdana dalam Piala Dunia 2010, Senin waktu setempat,di tengah gelombang opini negatif yang menyebutkan bahwa"Azzurri" terlalu tua dan kurang cepat serta kurang imajinatif.

Ketetapan pelatih Marcello Lippi dalam menjaga kepercayaan kepada tim yang menang di Jerman empat tahun lalu telah membuat marah fans Italia dan wartawan olah raga.

Ditambah dengan kebiasaan mereka yang menyebalkan, mengawali pertandingan dengan lamban, mereka bisa menghadapi bahaya dari salah satu tim paling rendah, Paraguay, ketika mereka bertemu di Cape Town pada malam hari.

Sementara Italia harus mengubah penampilan mereka belakangan ini menjadi lebih menentukan, semua tim-tim top mendapat peringatan keras akan bahayanya tim muda Jerman pada Minggu ketika mereka membabat Australia 4-0 dengan kemenangan yang sejauh ini paling meyakinkan dalam turnamen tersebut.

Tim Belanda, yang penuh percaya diri dan salah satu tim yang difavoritkan dalam turnamen tersebut, pada Senin juga akan bertemu Denmark yang didera cedera, dalam pertandingan Piala Dunia di stadion Soccer City di Johannesburg.

Setelah memenangi semua pertandingan kualifikasi dan tampil kuat dalam pertandingan pemanasan mereka, musuh terbesar bagi Belanda adalah terlalu percaya diri, meskipun manajer Bert van Marwijk telah membangun reputasi sebagai orang yang cerewet dalam turnamen itu.

Sejauh ini yang masuk dalam daftar keluhannya termasuk bola baru dalam turnamen tersebut, Jabulani, bunyi terompet vuvuzela fans yang memekakkan telinga dan kerasnya lapangan di Afrika Selatan.

Tetapi ia diberkati dengan kekuatan serangan paling mematikan dalam turnamen tersebut, yakni Robin van Persie, Wesley Sneijder, Rafael van der Vaart dan pemain sayap Arjen Robben, meskipun yang terakhir akan absen dalam pertandingan melawan Denmark karena cedera urat lutut.

Tim Belanda belum pernah kalah dari Denmark selama 43 tahun -- terlepas dari kekalahan melalui adu penalti pada Euro 1992 -- tetapi Denmark yakin mereka mungkin bisa mengambil keuntungan atas lawan mereka yang terlalu percaya diri, sebagai tim yang tidak difavortikan dan tanpa beban.

Dalam pertandingan Grup E lainnya, Senin, tim "Indomitable Lions" (singa yang tak dapat ditaklukkan) Kamerun, salah satu tim kuat Afrika, diperkirakan akan mengkoyak-koyak tim "underdog" Jepang, yang belum pernah memenangi pertandingan Piala Dunia di luar negaranya dan terseok-seok untuk mencetak gol.

Kamerun, yang membawa kekuatan sepak bola Afrika menjadi perhatian pada Piala Dunia 1990 dengan mencapai perempat final, akan dipimpin oleh striker Samuel Eto`o, salah satu dari pemain terbaik di benua tersebut.

Mereka berharap akan menandingi Ghana, tim favorit dari Afrika lainnya, yang meraih kemenangan pertama bagi benua tersebut dalam Piala Dunia pertama di Afrika, dengan kemenangan 1-0 atas Serbia, Minggu, melalui tendangan penalti yang bagus dari Asamoah Gyan.

Pertandingan tersebut mengubah stadion Loftus Versfeld, kandang tim rugby Springbok, menjadi teater sepak bola Afrika, dengan fans tim "Black Star" berpakaian mencolok dengan warna nasional hijau, kuning dan merah, berdansa jive sepanjang bunyi terompet vuvuzela.

Ghana, yang mempunyai tempat khusus dalam sejarah Afrika sebagai negara pertama yang meraih kemerdekaan dari penjajah yang berkuasa pada 1957, berada di antara rekor enam tim dari benua tersebut dalam turnamen itu.

Kemenangan tersebut membawa dua kegembiraan bagi satu desa perkebunan nanas di Ghana, Oboadaka, tempat sekitar 200 orang berdansa dan bergembira setelah menyaksikan siaran langsung pertandingan Piala Dunia, yang bagi banyak di antara mereka adalah yang pertamakali, berkat televisi dengan tenaga sinar matahari. Desa tersebut tidak terhubung dengan aliran listrik.

Para penjaga gawang menjadi perhatian utama pada Piala Dunia kali ini dengan kejanggalan yang sangat buruk dari kiper Aljazair Faouzi Chaouchi, meraba-raba tembakan dari kapten Slovenia Robert Koren pada Minggu, mengikuti kesalahan besar yang dilakukan kiper Inggris Robert Green, Sabtu.

Kecerobohan Chaouchi membuat Slovenia meraih kemenangan 1-0 setelah tim Afrika Utara itu berkurang menjadi 10 pemain.

Baik pelatih Aljazair maupun Slovenia sama-sama mengeluh mengenai bola Jabulani yang pantulannya tinggi, menambahkan keprihatinan atas lapangan semi-sintetis yang digunakan di Polokwane, tempat mereka main, dan Nelspruit. Kedua stadion baru itu bermasalah dengan rumput asli.
(F005/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010