Pasuruan (ANTARA News) - Menteri Negara  Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta, menyatakan pemerintah akan menurunkan pajak produk impor ramah lingkungan. Gusti mengakui, hal itu masih diusulkan kepada Kementerian Keuangan.

"Kementerian Keuangan memberi sinyal positif dengan dimasukkannya isu perubahan iklim dalam Dana Alokasi Khusus (DAK) pada tahun 2011. Kami memang memandang perubahan iklim di Indonesia kian mengancam kehidupan masyarakat kita," katanya di Pasuruan, Jumat (1/10).

Dalam acara peluncuran suatu produk lampu hemat energi ia mengatakan penurunan pajak terhadap produk ramah lingkungan tersebut dapat menurunkan harga komoditas itu sehingga kian terjangkau masyarakat.

"Salah satunya lampu hemat energi yang kini banyak dikontribusi oleh produk impor. Kami harap keringanan pajak tersebut dapat memacu pelaku industri untuk meningkatkan kapasitas produksi produk dan penerapan teknologi ramah lingkungan," ujarnya.

Terkait perubahan iklim di bumi saat ini, ia berupaya terus melakukan mitigasi yakni menurunkan efek gas rumah kaca. Upayanya dengan menambah luasan hutan nasional yang selama ini berkurang.

"Misalnya, pemerintah dalam skala nasional maupun daerah gencar mengkampanyekan gerakan menanam pohon. Dengan cara itu, kami optimistis bisa menurunkan efek rumah kaca sebanyak 14 persen pada tahun 2020," katanya.

Selain itu, tambah dia, bisa dengan meningkatkan pengelolaan limbah sebanyak enam persen pada tahun ini. Kalau langkah "waste management" bisa dilakukan oleh seluruh perusahaan dan pemerhati lingkungan di Tanah Air, maka angka penurunan limbah dapat turun 26 persen pada tahun 2020.

"Kami targetkan volume limbah yang dikelola pada tahun 2020 akan turun menjadi 2,2 juta ton," katanya.
(ANT071/E011)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010