Lifter Filipina Hidilyn Diaz memberi hormat saat upacara penyerahan medali Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Jepang pada 26 Juli 2021. Diaz meraih medali emas angkat besi kelas 55kg putri (ANTARA/REUTERS/EDGARD GARRIDO)


Bersyukur ilhami kaum muda

Sebelum sukses di Tokyo, Dia sudah mendapatkan tempat khusus dalam dongeng olahraga Filipina bersama atlet-atlet seperti Manny Pacquiao sebagai satu-satunya perempuan dari negeri itu yang meraih medali Olimpiade ketika merebut medali perak kelas 53kg dalam Olimpiade Rio lima tahun silam.

Prestasi Rio itu mengakhiri paceklik medali sejak negeri itu pertama kali mengikuti Olimpiade Paris 1924.

Diaz sudah bertekad mengubah perak di Rio itu menjadi emas di Tokyo. Dia pun merekrut pelatih kenamaan China Gao Kaiwen dua bulan sebelum Filipina mengikuti Asian Games 2018 di Jakarta.

Gao yang pernah melatih tim putri angkatan darat China dan sejumlah atlet China peraih medali Olimpiade termasuk peraih medali emas kelas super berat Olimpiade 2012, Zhou Lulu.

"Dia orang yang positif dan saya suka dia mendampingi saya," kata Diaz, apalagi Diaz sendiri adalah tentara yang berdinas pada Angkatan Udara Filipina.

Berkat polesan Gao, piaz semakin meningkat setelah selalu gagal masuk podium medali dalam Olimpiade Beijing dan London.

Gao menggojlok Diaz sampai kemudian masuk pelatih kedua, Julius Naranjo yang sejak itu kemajuan angkatannya menjadi sangat fenomenal.

Dia sukses dalam angkatan snatch 92kg dan clean and jerk 115kg tiga tahun lalu untuk menjuarai Asian Games. Itu 7 kg lebih berat dari total angkatan berujung medali peraknya pada Olimpiade Rio.

Baca juga: OLIMPIADE 2016 - Filipina menangkan medali pertama dalam 20 tahun

Senin kemarin di Tokyo, dia memecahkan lagi rekor itu lewat angkatan snatch 97kg dan tiga kali upaya clean and jerk untuk beban 119kg, 124kg dan 127kg.

Prestasinya ini istimewa mengingat jauh sebelum itu Diaz terpaksa tinggal di pengasingan di Malaysia sejak Februari tahun lalu gara-gara pandemi.

Dia terpaksa melupakan dahulu keluarga, angkatan udara, kuliahnya dan sanggar angkat besinya di kota kelahirannya Zamboanga di Pulau Mindanao di Filipina selatan.

Kini dia sudah tidak sabar untuk pulang guna berkumpul lagi bersama keluarganya yang sejak Desember 2019 dia tinggalkan.

Dia awalnya berlatih di Malaysia pada Februari 2020 agar fokus lolos ke Tokyo. Tapi lockdown membuat dia terkurung di apartemennya di Kuala Lumpur. Tapi Dia pantang menyerah.

Dan kini semua kesulitan itu menjadi kisah masa lalu. Dia akan segera kembali ke negerinya yang sudah menjanjikan sambutan layaknya pahlawan untuk Diaz.

"Saya tak tahu apakah saya ini pahlawan nasional. Tapi saya bersyukur kepada Tuhan telah menggunakan saya untuk mengilhami generasi muda dan rakyat Filipina agar terus berjuang selama pandemi ini," kata dia kepada AFP.

Selanjutnya bakal terbiasa ...

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021