Dumai (ANTARA News) - Kebakaran semak belukar hingga ke lahan perkebunan di Kota Dumai, Riau, dalam dua pekan terakhir menebar trauma kepada petani perkebunan sawit di daerah itu.

"Pokoknya sejak kebakaran ini, saya trauma. Kebun saya terus saya pantau setiap hari, terutama pada siang bolong," kata Aryandi (46), petani sawit Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Dumai, Aryandi (46),

Dia mengaku melakukan itu untuk mengindari nasib naas yang menimpah sejumlah petani sawit di Dumai.

"Bayangkan berapa kerugiannya kalau sempat kebun sawit ini terbakar kayak yang lainnya. Memerlukan waktu, tenaga, dan modal yang besar untuk menanamnya kembali," paparnya.

Jhonli (45), warga Dumai yang empat hektare kebun bibit kelapa sawit miliknya lenyap seketika dilalap api, mengaku tidak tahu muasal kebakaran.

"Saya nggak tahu, begitu sampai kebun semua sawit yang baru saya tanam habis terbakar," tuturnya.

Wakil Wali Kota Dumai, Agus Widayat, menyarankan masyarakat lebih berhati-hati dengan kondisi cuaca yang tak menentu saat ini.

"Suhu udara bisa berubah kapan saja. Terutama pada siang hari, suhunya bisa mencapai 35 derajad celcius," ucapnya.

Agus menyarankan masyarakat tidak membuang puntung rokok sembarangan, terlebih pada lahan yang banyak terdapat dedaunan kering.

Masyarakat yang hendak membuka lahan baru perkebunan pun jangan sekali-sekali melakukan pembakaran karena selain mendatangkan malapetaka, juga akan diberi sanksi hukuman sesuai dengan undang-undang yang berlaku. (*)

KR-FZR/E010/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010