Yogyakarta (ANTARA News) - Nasi goreng "setan" yang rasanya sangat pedas dan dimasak dalam waktu yang lama, juga diminati kalangan wisatawan domestik yang kebetulan sedang berkunjung ke Yogyakarta.

"Wisatawan asal Jakarta, Surabaya, dan Bali, banyak yang menyukai nasi goreng ini. Disebut nasi goreng `setan`, karena rasanya sangat pedas, dan dibuat hanya jika ada pembeli," kata penjual nasi goreng `setan` di kawasan Ledok Ratmakan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, Noer Farida, Sabtu.

Ia mengatakan dahulu nasi goreng buatannya ini disebut `sego goreng pete (SGPT)`. "Dulu masyarakat lebih mengenal nasi goreng ini dengan sebutan `sego goreng pete`. karena kami menyediakan menu nasi goreng pete. Namun, karena rasanya sangat pedas, kami menyebutnya dengan nasi goreng `setan`," katanya.

Menurut Noer, nasi gorengnya terdiri atas berbagai jenis, mulai dari nasi goreng ayam, hingga nasi goreng magelangan. "Pelanggan kami cukup banyak, tidak hanya warga Yogyakarta, tetapi juga dari daerah sekitar kota ini," katanya.

Bahkan, kata dia, ada pelanggan yang memesan nasi goreng melalui SMS, kemudian baru datang ketika nasi goreng telah selesai dimasak.

Ia mengatakan rasa nasi goreng "setan" memiliki keistimewaan dan kekhasan yang tidak dijumpai pada nasi goreng umumnya. "Kami sajikan rasa nasi goreng `setan` yang pedas, asin, manis atau gurih, dengan paduan rempah-rempah dari resep tradisional," katanya.

Noer menyebutkan harga nasi goreng "setan" relatif murah, antara Rp9.000 hingga Rp12.000 per porsi, tergantung jenis yang dipilih. "Dalam sehari omzet penjualan kami 50 hingga 70 porsi nasi goreng, dengan pendapatan rata-rata Rp800.000," katanya.

Sampai saat ini dia belum memiliki keinginan membuka cabang di tempat lain. "Kami belum mempunyai rencana membuka cabang di tempat lain, karena masih terkendala modal," katanya.(*)

(ANT-161/B/M008/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010