London (ANTARA News/AFP) - Harga tembaga melonjak ke rekor tinggi pada Kamis waktu setempat, didukung data ekonomi China, pasokan global yang semakin ketat dan pemogokan yang berlangsung di produsen utama Cile, kata para dealer.

Dalam perdagangan awal di London Metal Exchange, tembaga untuk pengiriman dalam tiga bulan sempat mencapai 8.966 dolar per ton, melampaui tertinggi sebelumnya 8.940 dolar pada Juli 2008.

"Tembaga sempat mencapai tertinggi selama ini pada pagi," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

"Harga didukung oleh penguatan pasar Asia dan data ekonomi yang kuat dari China (produksi industri, investasi aktiva tetap) yang sebagian besar sesuai dengan harapan dan terus menunjukkan aktivitas tinggi di China."

Industri logam, yang digunakan dalam pipa, pemanas, listrik dankabel telekomunikasi, telah meroket sekitar 50 persen sejak Juni,juga didorong oleh dolar yang lemah dan pemogokan di Cile, produsen utama.

"Sebuah pemogokan di tambang Collahuasi (di Cile) telah menyoroti kerapuhan dari sisi penawaran dan telah memicu kekhawatiran defisit pasar menjulang pada persediaan saat jatuh," kata analis Robin Bhar di Credit Agricole CIB.

Collahuasi, di Cile utara, adalah tambang tembaga ketiga terbesar di dunia dan diperkirakan menghasilkan tiga persen dari pasokan global.

Investor juga berbondong-bondong untuk tembaga pada Kamis karena mereka berusaha untuk menjaga kas mereka di tengah berita tentang lonjakan tajam inflasi di China.

China mengatakan pada Kamis bahwa harga konsumen naik pada laju tercepat mereka di lebih dari dua tahun pada Oktober, meningkatkan harapan lain kenaikan suku bunga karena Beijing mengakui mungkin melewati target inflasi 2010.

Indeks harga konsumen - atau IHK, ukuran utama dari inflasi - naik 4,4 persen bulan lalu dari tahun ke tahun, dibandingkan dengan 3,6 persen pada September.

Tembaga juga mendapatkan dukungan yang kuat dalam beberapa hari terakhir dari dolar yang lemah, menyusul keputusan Federal Reserve AS pekan lalu untuk meluncurkan pembelian aset atau pelonggaran kuantitatif gelombang kedua, yang dikenal sebagai QE2.

"Pasar sudah menghargakan serangkaian perkembangan bullish, seperti QE2, tapi dalam beberapa hari terakhir ini, China telah menjadi faktor pendorong," kata kepala dealer Rajesh Patel pada perusahaan perdagangan Spread Co.

"Data CPI China melonjak ke tertinggi dua tahun pekan ini, harga mengirimkan harga tembaga lebih tinggi dan memicu sebuah short-covering rally."

"Ditambah untuk ini adalah rilis catatan bullish pada tembaga oleh Bank of America Merrill Lynch pada Kamis." (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010