Denpasar (ANTARA News) - Maria Dominique, penulis buku "Tanpa Tutup" mengatakan, berdasarkan hasil pengalaman yang dituangkan dalam bukunya itu saat ini, banyak kaum istri yang cenderung berselingkuh.

"Memang belum ada hasil survei di Indonesia yang menujukkan bahwa banyak kaum istri yang berselingkuh, namun berdasarkan pengalaman saya saat bersosialisasi memang menunjukkan kepada hal tersebut," katanya pada acara bedah bukunya di Restoran Oenpoe di Kabupaten Badung, Bali, Rabu.

Dia mengatakan, hampir seluruh rekannya yang sebagian besar pekerja itu berselingkuh dengan berbagai penyebab.

"Ada beberapa penyebab terjadinya perselingkuhan, antara lain karena merasa kurang perhatian, balas dendam dan gaya hidup," ujar Maria.

Dari sekian banyak penyebab itu, gaya hidup menjadi faktor pendorong terbesar para istri melakukan hal yang dirasa masih tabu dilakukan kaum wanita di tanah air itu.

Sementara dr AA Sri Wahyuni, seorang psikiater di Denpasar mengatakan, berdasarkan kasus yang ditanganinya setiap bulan, dari empat orang pasien, satu orang diantaranya adalah perempuan sedangkan sisanya adalah lelaki atau kaum suami.

"Dari jumlah kasus yang saya tangani itu hampir 25 persen kaum istri yang berselingkuh," ujar Sri.

Dikatakan, pasien yang datang berkonsultasi karena merasa tidak tenang hidupnya setelah terlalu lama menyimpan rahasia.

Selain itu, kata Sri, hal yang bisa menunjukkan bahwa kaum istri sekarang cukup banyak yang berselingkuh adalah terjadinya kasus bunuh diri yang dilakukan suami.

"Dulu sama sekali tidak pernah ada, saat ini dari 12 kasus bunuh diri akibat perselingkuhan, dua di antaranya dilakukan suami," kata Sri.

Sedangkan Inayah Abdurrahman Wahid, penggiat pemberdayaan kepemudaan dan perempuan mengatakan, perselingkuhan itu lebih cenderung kepada personel masing-masing kaum istri.

Menurut putri bungsu Gus Dur itu, tidak bisa disamaratakan kalau kaum istri saat ini suka berselingkuh sebab masih banyak juga yang memiliki kesetiaan.(*)

(ANT-262/M026/R009)

Oleh
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010