Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan, Lukman Hakim Saifuddin mengaku belum mengetahui wacana poros tengah untuk meningkatkan posisi tawar di Sekretariat Gabungan Partai Politik Pendukung Pemerintahan SBY-Boediono.

"Saya belum tahu soal wacana poros tengah, siapa yang mengusulkan gagasan itu?" kata Lukman Hakim Saifuddin di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa.

Lukman menegaskan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum pernah diajak biacara secara resmi mengenai gagasan poros tengah.

Dia menilai gagasan itu lumraha. "Apapun namanya, apakah poros tengah atau yang lainnya, gagasan tersebut hendaknya didasarkan atas platfrom jangka panjang, bukan atas dasar kekecewaan atau capaian jangka pendek," katanya.

Menurut Lukman, sebagai sebuah gagasan, wacana poros tengah bisa mengisi wacana diskursus yang kemudian bisa diuji.

Wakil Ketua MPR RI ini menambahkan, gagasan tersebut apapun namanya tapi intinya adalah koalisi dan koalisi harus dibangun atas kesamaan platform jangka panjang.

"Jadi koalisi yang baik harus didasarkan pada kesamaan pandang partai politik untuk jangka panjang, misalnya, yang berkaitan dengan penegakan hukum, peningkatan kesejahteraan secara nyata," katanya.

Gagasan poros tengah, menurut Lukman, bisa terwujud jika yang menjadi daya rekat adalah koalisi untuk jangka panjang dan bukan capaian pragmatis.

Menurut Lukman Hakim, partai politik anggota setgab ke depan harus membangun kebersamaan untuk kepentingan masyarakat, bukan bagaimana saling meningkatkan posisi tawar.

"Jika pendekatannya untuk meningkatkan posisi tawar, saya kira hal itu tidak menjadi posisi tawar," katanya.

Lukman mengingatkan para pimpinan partai politik angota setgab, untuk bersama-sama membangun kepentingan masyarakat bukannya saling meningkatkan posisi tawar dan kekuatan partai politiknya.

Usulan poros tengah dlontarkan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Sidiq yang sasarannya untuk meningkatkan posisi tawar partai politik anggota Sekretariat Gabungan karena dinilai hanya didominasi Partai Golkar dan Partai Demokrat. (*)

R024/S023/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010