Anyer, Serang (ANTARA News) - Warga pesisir Anyer, Kabupaten Serang dikejutkan kembali oleh pijaran api yang keluar dari perut Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda selama tiga kali.

"Tadi subuh pukul 04.00 WIB, saya melihat pijaran api tiga kali, dan pijarannya sangat tinggi, " kata Wawan Krista, warga Anyer, Minggu.

Dia mengemukakan, pijaran yang dilihatnya itu yang kedua kali, setelah sebelumnya pada pertengahan Desember 2010. "Pijaran api yang sekarang memamg tidak sejelas dan setinggi pijaran api yang pertama kali saya lihat," katanya.

Pijaran api yang keluar pada dini hari itu, katanya, diperkirakan setinggi 50 meter sedangkan pijaran api yang pertama dilihatnya lebih tinggi dari sebelumnya.

"Rasa khawatir itu ada kalau melihat fenomena alam Krakatau semakin menjadi-jadi, seperti tadi saya melihat ada pijaran api Gunung Anak Krakatau (GAK) ke atas berkali-kali," katanya menambahkan.

Penjelasan senada diungkapkan oleh warga Paku, Anyer, Kabupaten Serang, Dudi Rahmadi.

Menurut dia, pijaran api dari GAK terlihat sebanyak dua kali sejak pukul 01.00 WIB sampai 02.00 WIB.

"Selama satu jam saya berada di pesisir Pantai Paku Anyer, dan mungkin kalau saya berdiri sampai pagi di pinggir pantai, lebih dari itu," ujarnya.

Sedangkan Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Anton S Pambudi menjelaskan, status GAK masih pada level II atau waspada. "Pusat Vulkanalogi dan MItigasi Bencana Geologi masih belum menurunkan status GAK," kata Anton.

Saat ini, pihaknya masih belum bisa memantau aktivitas kegempaan GAK, begitu pun dengan fisik gunungnya.

"Alat Sismograf di pos tidak bisa merekam aktivitas kegempaan, karena alat penangkap gempa di GAK sampai sekarang belum berfungsi," katanya.
(MSR/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011