Doha (ANTARA News) - Jepang mempertegas status mereka sebagai negara sepak bola papan atas dengan kemenangan pada Piala Asia dan pelatih Alberto Zaccheroni yakin masih ada yang lebih besar dan lebih baik akan mereka raih.

Pemain cadangan Tadanari Lee mencetak gol kemenangan pada perpanjangan waktu ketika timnya mengalahkan Australia 1-0 untuk memenangi final, Sabtu waktu setempat, dan menjadi tim paling sukses dalam sejarah kompetisi tersebut.

Lee melepaskan tendangan voli kaki kirinya melewati Mark Schwarzer yang menjatuhkan diri pada menit ke-109 untuk memberi negaranya gelar keempat dalam turnamen kontinental tersebut, angka yang belum pernah dicapai tim lainnya.

Kemenangan tersebut, setelah keberhasilan mereka pada 1992, 2000 dan 2004, membawa bonus tambahan otomatis meraih tempat pada Piala Konfederasi 2013 di Brazil -- turnamen yang pemanasan menjelang Piala Dunia 2014.

"Ini kemenangan besar. Kami punya tim yang sungguh hebat. Mereka bersatu dan memenangi gelar menghadapi lawan yang kuat," kata Zaccheroni, yang juga memuji Lee.

"Saya tahu dia akan melakukannya. Yang hebat dari tim ini adalah para pemain yang mengawali pertandingan di bangku cadangan bisa memberi hasil di lapangan."

Zaccheroni, yang direkrut setelah Piala Dunia tahun lalu dan bertugas memperbaiki penampilan mereka yang berakhir pada babak 16 besar, di Brazil pada 2014, mengatakan bahwa itu adalah penghargaan bagi para pemainnya yang menang setelah semifinal yang melelahkan sebelumnya.

"Kami mengalami peningkatan sepanjang turnamen. Serangan kami dimainkan dengan kecepatan dan akurasi yang hebat. Itu adalah ciri khas yang hebat dari tim ini saat ini. Untuk mencapai final, secara fisik kami sangat kelelahan," katanya.

"Maka bermain melawan tim Australia yang secara taktik dan fisik sangat baik dan menang, adalah pencapaian yang besar.

"Ini adalah tim yang sangat baik dengan pemain-pemain yang luar biasa dan saya sangat bangga diri saya menjadi pelatih mereka."

Seperti saingan berat mereka Korea Selatan, yang mereka kalahkan pada babak empat besar melalui adu penalti, Jepang membawa tim muda ke Doha, tetapi itu menunjukkan bahwa mereka mempunyai potensi besar.

Kapten Makoto Hasebe, yang bermain bagi tim asal Jerman Wolfsburg, mengatakan itu menjadi pertanda baik untuk masa depan.

"Ini sangat berarti karena kami memenangi turmanen meskipun faktanya kami datang sebagai tim muda," katanya.

"Saya kira ini adalah pengalaman berharga bagi para pemain muda dan saya harap mereka akan berkembang."

Tetapi ia menegaskan mereka masih bisa ditingkatkan.

"Untuk berjuang di tingkat dunia, kami harus meningkatkan ketrampilan individual kalau tidak kami tidak bisa menang. Dengan kesadaran ini, kami bisa melihat tugas di depan kami. Saya harap kami semua akan bekerja keras setelah kembali ke klub masing-masing," katanya.

"Secara fisik kami kalah dari Australia. Kami harus meningkatkan diri kami dalam hal ini."

Sebagai indikasi atas kualitas Jepang, bintang CSKA Moscow Keisuke Honda terpilih sebagai pemain terbaik dalam turnamen tersebut.

"Secara pribadi saya belum puas dengan penampilan saya dan saya ingin meningkatkan diri lebih dan lebih lagi dan ingin menunjukkan kepada masyarakat Jepang," kata pemain yang dilaporkan banyak menarik minat klub-klub di Inggris itu.

Ditanya apa arti kemenangan dalam turnamen tersebut bagi Jepang, ia menjawab: "Saya sudah menyaksikan Jepang memenangi gelar ini beberapa kali sejak saya anak-anak.

"Tetapi secara pribadi saya pikir kemenangan ini lebih bernilai dibanding sebelumnya. Kami mengalahkan Qatar, kami menundukkan Korea Selatan dan kami mengalahkan Australia untuk memenangi gelar.

"Nilai dari kemenangan ini adalah sesuatu yang tak terlihat dalam Piala-Piala Asia kami sebelumnya," katanya menambahkan.
(F005/a032/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011