Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR RI Mahfud Shidiq meminta pemerintah segera melakukan langkah terobosan untuk mengevakuasi sekitar 500 jiwa warga negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Libya.

"Ini penting karena diperkirakan situasi keamanan di Libya makin memburuk dan bisa mengancam keselamatan WNI," kata Mahfudz Sidik melalui pesan singkat (SMS), Minggu malam.

Menurut dia, untuk mengatasi berbagai kendala yang ada pemerintah bisa menggunakan jasa "private military corporation" (PMC) yang handal dalam operasi evakuasi melalui pesawat dan kendaran khusus.

Biaya evakuasi, kata dia, memang mahal namun keselamatan WNI harus menjadi lebih prioritas.

Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Michael Tene, di Jakarta, Jumat (25/2) mengatakan, warga negara Indonesia dievakuasi dari Libya ke Tunisia mulai Jumat malam.

"Pemerintah sudah memutuskan untuk mengevakuasi WNI di Libya secepatnya," kata MIchael Tene ketika memberikan keterangan pers di Jakarta.

Menurut dia, untuk tahap pertama, Pemerintah Indonesia akan mengevakuasi sekitar 250-260 warga negara Indonesia dengan pesawat Tunis Air, yang mendarat di Tripoli sekitar pukul 19.00 untuk kemudian diberangkatkan ke Tunis.

Jumlah 250-260 warga tersebut, kata dia, disesuaikan dengan kapasitas pesawat Tunis Air, sebanyak 201 "seat" di antaranya adalah pekerja PT Wika yang beroperasi di Libya dan selebihnya masih dalam pendataan.

Michael menambahkan, sebelumnya Kementerian Luar Negeru dan KBRI Tripoli telah menyiapkan berbagai pilihan untuk mengevakuasi WNI dari Libya, baik melalui darat, laut, maupun udara, dan kemudian diputuskan pilihan terbaik melalui udara.

"Dipilihnya Tunisia dengan berbagai pertimbangan antara lain keamanan," katanya.(*)

(ANT/R024)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011