Jakarta (ANTARA News) - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menyatakan baru menerima pembayaran Rp7 miliar dari proyek penyelesaian pembangunan pusat perbelanjaan di Libya.

"Karena kondisi politik di dalam negeri Libya, maka kami baru memperoleh Rp7 miliar dari nilai proyek yang seharusnya dikerjakan Wika sebesar Rp70 miliar," kata Sekretaris Perusahaan Wika Natal Argawan Pardede, ketika dihubungi di Jakarta, Rabu.

Menurut Natal, perseroan mendapatkan bagian proyek 70 persen total nilai Rp100 miliar.

Ia menjelaskan, pembayaran yang diterima perusahaan sepadan dengan pekerjaan yang telah dituntaskan di Libya.

"Proyek ini ditargetkan selesai pada Juni tahun 2011. Namun, hingga saat ini kami masih tunda dulu hingga kondisi negara yang sedang bergolak itu pulih aman," ujar Natal.

Akibat ketidakamanan di Libya itu, Wika terpaksa memulangkan sekitar 200 karyawannya.

Natal menjamin tertundanya pengerjaan proyek tersebut tidak mengganggu kondisi keuangan perseroan karena Wika telah menerima pembayaran uang muka.

Wika sendiri sedang mengincar proyek pembangunan sejumlah menara gedung di negara Moamar Qadafi tersebut.

Pada tahun 2011 Wika membidik kontrak sekitar Rp 25,68 triliun, naik 23 persen dibandingkan tahun sebelumnya.(*)

R017/M012

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011