Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan jatuh pada perdagangan Jumat pagi, bersiap untuk kerugian mingguan kedua berturut-turut, karena laporan keuangan emiten dan data produksi pabrik menggarisbawahi dampak dari gangguan rantai pasokan yang dapat membebani ekonomi lebih lanjut.

Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) tergelincir 19,32 poin atau 0,64 persen, menjadi diperdagangkan di 2.990,23 poin pada pukul 02.09 GMT, memperpanjang penurunannya untuk sesi ketiga beruntun. Untuk minggu ini, telah merosot sekitar 0,5 persen.

Di antara saham-saham kelas berat, raksasa chip Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing melemah 0,57 persen dan 1,88 persen. Perusahaan platform Naver dan Hyundai Motor masing-masing turun 0,85 persen dan 0,48 persen.

Produksi pabrik negara itu menghentikan pertumbuhan tahunan selama 10 bulan berturut-turut pada September, melampaui ekspektasi untuk ekspansi lanjutan, karena kekurangan chip global memukul produksi.

Masalah ini disorot dalam pendapatan perusahaan besar di dalam negeri, dengan Samsung Electronics dan Hyundai Motor mengungkapkan kekhawatiran bahwa dampaknya akan mempengaruhi produsen untuk saat ini.

Investor asing adalah penjual bersih saham senilai 374,4 miliar won (319,98 juta dolar AS) di papan utama.

Won dikutip pada 1.170,3 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, 0,05 persen lebih rendah dari penutupan sebelumnya.

Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.170,2 per dolar, turun 0,1 persen dari hari sebelumnya, sementara dalam perdagangan non-deliverable forward kontrak satu bulannya dikutip pada 1.170,7.

Imbal hasil obligasi pemerintah Korea 3-tahun yang paling likuid naik 6,7 basis poin menjadi 2,080 persen, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Korea 10-tahun yang jadi acuan naik 10,1 basis poin menjadi 2,492 persen.

Baca juga: Saham Korea Selatan berakhir merosot dipicu aksi jual investor asing

Baca juga: Saham Korsel naik didorong laba yang solid, data perdagangan positif

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021