Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Kepulauan Riau Misni mengatakan dari hasil survei satu dari tiga perempuan di daerah itu pernah jadi korban kekerasan lelaki.

"Perempuan mengalami kekerasan dari segi fisik, seksual, psikis, penelantaran hingga ekonomi," kata Misni di Tanjungpinang, Minggu.

Ironinya kekerasan itu dilakukan oleh lelaki yang notabane orang-orang terdekat, seperti suami, pacar hingga saudara kandung.

Padahal perempuan merupakan makhluk ciptaan tuhan yang sangat sempurna. Dia diciptakan dari tulang rusuk lelaki, maka sudah seharusnya dilindungi.

Menurut Misni kasus kekerasan dialami perempuan dan anak di Provinsi Kepri cenderung meningkat sejak tahun 2018 hingga 2020.

"Kondisi masih terjadi di berbagai daerah di Indonesia, tidak hanya Provinsi Kepri," kata Misni di Tanjungpinang, Ahad.

Misni memang mengakui jika persoalan kesetaraan gender masih banyak terjadi di lapangan, di mana ketidakadilan terjadi hampir sendi bidang kehidupan perempuan.

Seharusnya gender hadir untuk bagaimana bisa membuat perempuan dan laki-laki saling memahami daripada fungsi dan peran masing-masing.

"Ketika itu terjadi, maka kesetaraan gender akan terwujud," sebut Misni.
Baca juga: Komnas Perempuan: KUHP belum lindungi wanita korban kekerasan seksual
Baca juga: ACW peringati Hari Anti-Kekerasan Perempuan dengan gowes
Baca juga: Polisi tangkap pelaku pemukulan terhadap wanita bersembahyang

 

Pewarta: Ogen
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021