Manfaat Vegan dan Vegetarian

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa pola makan vegetarian dan vegan dapat memberikan manfaat bagi kesehatan.

Dikutip dari Medical News Day, sebuah studi pada tahun 2018 meneliti efektivitas diet nabati pada 49 orang dewasa yang kelebihan berat badan dan memiliki penyakit seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung iskemik, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol tinggi.

Pada penelitian tersebut, para peneliti secara acak menugaskan peserta untuk melakukan diet dan perawatan normal atau program diet nabati rendah lemak yang terdiri dari makanan utuh rendah lemak. Selain itu, mereka juga diwajibkan untuk berolahraga secara teratur.

Dalam kurun waktu 6 bulan dan 12 bulan, peserta dalam kelompok diet mengalami penurunan indeks massa tubuh (BMI) dan kadar kolesterol yang signifikan dibandingkan dengan mereka yang tidak menjalani diet vegan dan vegetarian.

Studi observasional tahun 2016 juga menemukan bahwa vegetarian yang tinggal di Asia Selatan dan Amerika lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami obesitas daripada non-vegetarian.

Sedangkan di tahun 2019 sebuah studi juga menujukkan bahwa diet nabati dapat memberikan manfaat seperti menurunkan kadar kolesterol, meningkatkan tekanan darah dan aliran darah, mengontrol gula darah serta menurunkan risiko aterosklerosis dan mengurangi kadar stres oksidatif.

Studi lainnya di tahun 2019 juga menemukan bahwa diet nabati dapat menurunkan risiko terkena penyakit ginjal kronis. Namun menariknya, mereka yang mengikuti pola makan nabati yang tidak sehat dengan proporsi makanan manis dan biji-bijian olahan memiliki risiko penyakit ginjal kronis yang jauh lebih tinggi.

Baca juga: Halsey akan rilis kosmetik 100 persen vegan

Baca juga: Pertama kali, Michelin beri bintang pada restoran vegan


Manakah yang lebih sehat?

Baik diet vegan maupun vegetarian tentu memiliki manfaat bagi kesehatan. Kedua diet ini juga dianggap cocok di semua tahap kehidupan selama pola makan dari diet ini terencana dengan baik.

Karena sama-sama memiliki manfaat, sulit untuk memilih mana yang lebih baik dan lebih sehat di antara vegan atau vegetarian. Di samping itu, vegan dan vegetarian juga memiliki kekurangannya masing-masing.

Misalnya, seseorang yang menjalankan Lacto Vegetarian akan lebih mendapat asupan kalsium, fosfor, serta Vitamin D dari produk susu dibandingkan dengan seseorang yang menjalani diet vegan. Akan tetapi, seorang vegan justru akan lebih dapat menghindari risiko meningkatnya kolesterol karena mereka tidak menghonsumsi produk susu dan telur.

Kesalahan dalam menjalani Vegan dan Vegetarian

Dikutip dari Healthline, saat mulai menerapkan diet vegan dan vegetarian, beberapa orang umumnya sering melakukan kesalahan baik dalam pola makan maupun dalam pemahamannya. Kesalahan tersebut di antaranya seperti berasumsi bahwa produk vegan dan vegetarian sudah pasti menyehatkan dibanding produk lainnya.

Sayangnya, produk berlabel "vegetarian" atau "vegan" belum tentu lebih sehat. Sebagai contoh, susu almond adalah susu nabati yang populer dan sering menjadi makanan pokok seorang vegan.

Namun ternyata, meskipun susu almond rendah kalori dan diperkaya dengan beberapa vitamin dan mineral penting, itu belum tentu lebih sehat daripada susu sapi.

Kesalahan lain yang umum dilakukan oleh seorang pemula vegan dan vegetarian adalah tidak medapatkan cukup Vitamin B12, mengganti daging dengan keju, mengkonsumsi kalori yang terlalu sedikit, tidak mengonsumsi air yang cukup, melupakan asupan zat besi, melakukan pola makan rendah kalsium, serta tidak mengonsumsi makanan yang berprotein.

Baca juga: Pola makan vegan bantu cegah penyakit degeneratif

Baca juga: Kini hadir es krim rendah kalori dan "vegan friendly"

Baca juga: Holysteak! hadirkan menu baru steak nabati


Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021