Jakarta (ANTARA) - Apakah Anda termasuk orangtua yang baru mengganti popok anak hanya setelah dia buang air kecil dan buang air besar?

Ketika tinggal di negara tropis seperti Indonesia, anak lebih mudah berkeringat karena cuaca yang panas. Oleh karena itu, dokter spesialis anak dr. Citra Amelinda menyarankan orangtua untuk rutin mengganti popok setiap empat jam meski sang buah hati belum membasahi popoknya sama sekali.

"Terutama kalau anaknya sedang banyak bergerak jadi berkeringat, ditambah lagi kita tinggal di negara tropis yang panas," kata Cira dalam webinar "Cegah Ruam Pada Si Kecil dengan Pola Asuh yang Tepat Bersama Popok Baby Happy", Kamis.

Baca juga: Confidence Adult Pants Heavy Flow popok lansia penderita inkontinensia urine

Baca juga: Kapan sebaiknya ganti popok bayi?


Jika popok tidak diganti secara rutin, dikhawatirkan anak-anak akan mengalami iritasi kulit seperti ruam popok karena kebanyakan bayi punya kulit sensitif. Ruam popok umumnya bisa sembuh sendiri dalam kurun waktu tiga hari. Ruam popok muncul karena area kulit di sekitar popok dalam keadaan basah.

Dokter spesialis anak Primaya Hospital Bekasi Timur ini menuturkan, kebanyakan bayi memang memiliki kulit yang sensitif sehingga rentan mengalami iritasi dan masalah kulit lainnya, termasuk ruam.

Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan sering terjadi, sehingga orang tua perlu melakukan deteksi dini untuk mencari tahu apa penyebab ruam pada anak mereka dan mencari solusinya.

“Berbeda dengan orang dewasa, kulit bayi jauh lebih tipis, lebih mudah kehilangan kelembabannya dan lebih rentan teriritasi sehingga sering muncul ruam," jelas dia.

Ada banyak faktor yang mencetuskan iritasi, mulai dari keringat yang menyumbat pori-pori, jenis detergen atau bahan baju, hingga jenis popok. Selain iritasi, penyebab ruam tersering adalah alergi protein susu sapi.

"Bentuk khasnya berupa ruam merah bulat di kedua pipi si kecil,” ujar Citra.

Agar kulit bayi terawat sehingga buah hati bisa merasa nyaman sepanjang waktu, sebaiknya orangtua menjaga kelembaban kulit bayi dengan optimal. Hindari kulit kering atau zat yang mudah mengiritasi kulit seperti parfum atau deterjen, serta jauhkan dari alergen seperti debu atau bulu.

“Untuk mencegah ruam pada bayi, sebaiknya gunakan pelembab kulit dengan bahan yang aman untuk bayi, seperti petroleum jelly atau pelembab kulit yang mengandung ceramides," katanya.

Selain itu, biasakan mandikan anak dengan air suam kuku dan gunakan sabun, sampo, bahkan deterjen yang lembut dan tidak mengandung pewangi.

Jangan ragu untuk periksakan kondisi si kecil lebih lanjut ke dokter apabila ruam disertai nanah, kulit melepuh atau si kecil tampak sangat tidak nyaman terus menerus.

Saat ini, dokter sudah tidak lagi menyarankan penggunaan bedak tabur untuk bayi karena dapat menyebabkan iritasi saluran napas bayi. Sebaiknya gunakanlah bedak yang bertekstur cair untuk mengurangi iritasi gatal akibat biang keringat.

"Dengan demikian, si kecil bisa tetap aktif bergerak, tidak mudah rewel dan para ibu atau ayah dapat beraktivitas dengan sukacita," tutup dia.

Baca juga: Bioplastik singkong solusi atasi limbah popok bayi karya mahasiswa UB

Baca juga: Kimberly-Clark Softex & Octopus bermitra daur ulang popok

Baca juga: Tak cuma jual minuman, ada "vending machine" jual perlengkapan bayi

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021