Washington (ANTARA News/AFP) - Kejatuhan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh atau penggantiannya oleh pemimpin lebih lemah akan menimbulkan "masalah nyata" bagi kerja kontra-terorisme Amerika Serikat, kata Menteri Pertahanan Robert Gates pada Minggu.

Dalam wawancara dengan televisi ABC, Gates menyatakan pemerintah Saleh dan dinas keamanan Yaman telah membantu Amerika Serikat dalam memerangi Alqaida cabang Yaman.

"Saya pikir ini keprihatinan nyata, karena yang paling giat dan pada saat ini mungkin cabang Alqaida paling ganas, Alqaida di Semenanjung Arab, bergerak di luar Yaman," kata Gates.

"Kami sudah bekerjasama dalam kontra-terorisme dengan Presiden Saleh dan dinas keamanan Yaman," tambah menteri pertahanan itu.

"Jadi, kalau pemerintah itu runtuh, atau diganti dengan yang secara menyedihkan lebih lemah, maka saya kira kita akan menghadapi beberapa tantangan tambahan di luar Yaman. Tidak ada keraguan tentang hal itu. Itu masalah nyata," katanya.

"The Washington Post" mengatakan bahwa, menurut badan sandi Amerika Serikat, Alqaida di Semenanjung Arab (AQAP) bisa jadi segera melancarkan serangan, karena kelompok itu mungkin berusaha memanfaatkan kerusuhan, yang bergolak di negara Arab tersebut.

Peningkatan ancaman itu muncul saat Saleh bertahan di kekuasaannya di tengah berbulan unjuk rasa dan pembelotan kelas tinggi jajaran puncak tentara dan pemimpin suku hanya dalam dua pekan belakangan.

Saleh, yang berkuasa lebih dari 30 tahun, menjadi sekutu utama Amerika Serikat dalam memerangi cabang giat Alqaida, yang bergerak dari negaranya.

Kelompok itu pada tahun lalu melancarkan upaya gagal mengirimkan kemasan bom di pesawat barang tujuan Amerika Serikat.

Di samping serangan pesawat tak berawak menyasar Alqaida, Amerika Serikat dalam 18 bulan belakangan juga mengirimkan "puluhan" agen CIA (badan sandi pusat) dan bahkan pasukan Gerakan Khusus untuk bergerak bersama pasukan Yaman melawan dan merusak gerakan kelompok itu, kata "Post".

Yaman, tanah air leluhur pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, menghadapi peningkatan ancaman dari cabang setempat jaringan jihad dunia.

Yaman berusaha memadamkan cabang Alqaida, yang bangkit dan meningkatkan serangan terhadap sasaran Barat dan wilayah di negara jazirah Arab itu, tetangga raksasa minyak Arab Saudi.

AQAP, sayap Al Qaida diduga beranggota warga Yaman dan Saudi, meningkatkan serangan atas sasaran Yaman dan Barat sejak mendaku pemboman gagal atas pesawat Amerika Serikat pada Desember 2009.

Pemerintahan Presiden Ali Abdullah Saleh sejak itu ditekan untuk memburu Alqaida lebih keras, dengan bantuan Amerika Serikat.

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh pada akhir September menyatakan bertekad memerangi Alqaida, yang semakin giat di negaranya, dalam pidato menandai peringatan revolusi 1962.

Hari itu menandai ulang tahun revolusi 26 September 1962, yang meruntuhkan keimaman, bentuk hukum ulama, dan memproklamasikan Yaman sebagai republik.

Pejuang keras itu menyatakan bertanggung jawab atas serangkaian serangan maut, termasuk di Loder pada akhir Agustus, ketika tiga hari pertempuran sengit dengan pasukan keamanan menewaskan sedikit-dikitnya 33 orang.

Pengulas kuatir Yaman runtuh akibat perlawanan Syiah di utara, gerakan pembangkangan di selatan dan serangan Al Qaida.

Negara miskin Yaman, yang juga menghadapi peningkatan perlawanan di selatan, ditekan untuk menyelesaikan kemelut dalam negeri guna memusatkan perhatian pada penumpasan sayap Al Qaida, yang bangkit dan ingin menggunakan negara jazirah Arab untuk melancarkan serangan di kawasan tersebut dan sekitarnya. (B002/S012/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011