Sydney (ANTARA) - Saham-saham Australia ditutup melemah pada Kamis, mencatat kerugian terbesar dalam seminggu, karena data pekerjaan lemah yang tidak terduga mengurangi sentimen risiko, sementara meningkatnya inflasi AS memicu kekhawatiran Federal Reserve (Fed) akan memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari yang diperkirakan.

Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia merosot 0,57 persen atau 42,00 poin menjadi menetap di 7.381,90 poin, memperpanjang penurunan untuk sesi keempat berturut-turut.

Angka pekerjaan Australia mengalami penurunan yang mengejutkan pada Oktober karena penguncian terus mengganggu pasar tenaga kerja, meskipun semua tanda menunjukkan pemulihan yang cepat sekarang setelah ekonomi dibuka kembali.

"Tema utama di pasar adalah bahwa inflasi mungkin tidak sementara seperti yang kita pikirkan," kata Direktur Pelaksana Smoling Stockbroking, Brad Smoling.

“Orang-orang mencari keamanan dan mereka bereaksi terhadap angka inflasi (AS) yang tinggi tadi malam, dan itulah tusukan utama pasar.”

Sektor keuangan Australia melemah 0,9 persen, dengan semua bank besar mencatat kerugian antara 0,1 persen dan 1,6 persen.

Baca juga: Saham Australia merugi 4 hari beruntun, tertekan dampak inflasi AS

Sentimen investor terpukul karena mata uang lokal merosot ke level terendah dalam lebih dari sebulan, setelah angka tinggi pada inflasi AS mengirim greenback melonjak.

Investor di saham-saham energi bereaksi terhadap berita tersebut sehingga saham jatuh 2,0 persen, mengikuti penurunan harga minyak mentah semalam.

Diskusi merger antara Oil Search dan Santos memperlihatkan beberapa kemajuan setelah pengadilan Papua Nugini mengizinkan investor untuk memberikan suara pada kesepakatan tersebut. Namun, saham kedua perusahaan ditutup turun masing-masing 0,9 persen dan 2,0 persen.

Penambang adalah satu-satunya penarik ke atas dalam indeks acuan karena mereka mencatat sesi terbaik dalam lebih dari dua bulan, setelah China Evergrande Group yang sarat utang dilaporkan telah melakukan pembayaran kupon kepada beberapa pemegang obligasi.

Fortescue Metals Group adalah salah satu yang memperoleh keuntungan tertinggi dalam indeks, menandai lompatan tertinggi dalam hampir satu tahun.

Penambang emas melonjak 3,6 persen karena kekhawatiran inflasi AS meningkatkan daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru mengakhiri sesi berombak dengan sedikit menguat 0,034 persen atau 4,45 poin menjadi 13.026,91 poin.

Baca juga: IHSG diprediksi bergerak melemah, seiring gerakan negatif bursa global

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021