Sanaa (ANTARA News) - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh Senin menunjuk Mayjen Ahmed Saeed bin Brik sebagai komandan baru Wilayah Militer Timur dan Brigade 27 Mika, menggantikan Mayjen Mohamed Ali Mohsen, yang menyatakan bergabung dalam gerakan protes, kata kementerian pertahanan.

Saleh, yang menghadapi protes jalanan berpekan-pekan menuntut agar ia segera mengakhiri 33 tahun kekuasaannya, juga menunjuk Kolonel Hussein Mshaba sebagai Komandan Brigade Infanteri 15 di provinsi bermasalah utara Amran untuk menggantikan komandan lain yang juga membelot.

Keputusan Saleh terjadi beberapa hari setelah kedua mantan komandan itu membangkang dari pemerintah untuk bergabung dengan demonstrasi oposisi yang dipimpin sebagai protes terhadap penembakan 18 Maret, yang menewaskan 52 demonstran di luar Universitas Sanaa di ibu kota.

Kedua komandan mengumumkan pembelotan bersama-sama dengan saudara tiri Presiden Saleh, Mayor Jenderal Ali Muhsin al-Ahmar, komandan Daerah Militer Timur Laut, yang juga dikenal sebagai Divisi Lapis Baja I, untuk bergabung dengan pengunjuk rasa.

Al-Ahmar juga bersumpah, dalam sebuah pernyataan video, untuk melindungi para pengunjuk rasa dan meminta Saleh untuk segera mundur guna menghindari negara dari pertumpahan darah lebih lanjut.

Penembakan 18 Maret dan pembelotan al-Ahmar menarik lebih banyak dukungan dari pejabat senior pemerintah, diplomat, petugas keamanan dan tentara untuk protes anti-Saleh.

Kantor berita resmi Saba pada Minggu mengutip Saleh mengatakan bahwa "jika satu pemberontakan militer terjadi, maka perang akan diluncurkan dalam rangka untuk mendapatkan kembali kontrol atas negara."

Saleh mengakui bahwa ia telah kehilangan kontrol atas lima provinsi, yang dipimpin oleh komandan membelot, sementara gerilyawan al-Qaida telah merebut empat kota dan sebuah pabrik senjata di selatan provinsi Abyan dan Shabwa.

Sementara itu, seorang kepala suku-suku provinsi kepada Xinhua pada Senin mengatakan, puluhan gerilyawan Muslim garis keras telah mengepung sebuah kamp Garda Republik di distrik Arhab, sekitar 30 kilometer sebelah utara ibu kota Sanaa.

Seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri mengatakan kepada Xinhua namun tak bersedia disebut namanya, bahwa pihak berwenang sedang mempersiapkan peluncuran serangan udara terhadap orang-orang garis keras di Arhab, demikian Xinhua.

(H-AK/B002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011